Kotak Penelusuran

Selasa, 11 November 2014

Mengaplikasikan desain company profile dalam bentuk media interaktif

Dalam dunia bisnis saat ini sebuah company profile sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena company profile berfungsi dalam menyampaikan informasi-informasi penting yang terdapat pada suatu perusahaan. Isi dari company profile sangat beragam bentuknya tergantung apa yang ingin diangkat dalam company profile tersebut. Biasanya company profile sebuah perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan, visi & misi perusahaan, biografi pemilik perusahaan, ruang lingkup perusahaan, produk barang/jasa yang ditawarkan perusahaan serta prestasi yang pernah dimiliki oleh perusahaan.

Dalam perkembangan jaman yang semakin maju, company profile pun dibuat dengan berbagai macam bentuk agar dapat memikat masyarakat untuk mengetahuinya. Ada company profile yang dibuat dalam bentuk media cetak, internet dan ada pula yang melalui bentuk interaktif multimedia.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai cara membuat sebuah desain company profile dengan media interaktif yang sederhana. Pembuatan desain company profile ini menggunakan program Adobe Flash agar lebih mudah dalam membuat media interaktifnya.

Langsung saja saya akan menjelaskan mengenai cara-cara dalam membuat company profile sebagai berikut:

  • Sebelum mendesain compan profile di program Adobe Flash, lebih baik kita siapkan terlebih dahulu bahan-bahannya, seperti : text, gambar/foto, grafik serta logo perusahaan.
  • Setelah selesai barulah kita mengaktifkan program Adobe Flash. Dalam contoh berikut ini saya menggunakan program Adobe Flash CS5.
  • Setelah kita buka program Adobe Flash, lalu akan muncul tampilan Create New. Kemudian kita memilih ActionScript 2.0
Gambar 1 : Tampilan Create New
  • Setelah itu akan mengatur ukuran tampilan layar kerja Document Settings, kemudian atur juga frame rate menjadi 24.
Gambar 2 : mengatur ukuran layar kerja
  • Setelah selesai kita atur maka akan tampil layar kerja yang telah kita buat tadi.
Gambar 3 : tampilan layar kerja Adobe Flash
  • Kemudian kita masukkan gambar sebagai background pada lembar kerja kita.
Gambar 4 : memasukkan gambar sebagai background
  • Setelah gambar kita masukkan, lalu kemudian klik kanan mouse pada gambar tersebut kemudian pilih Convert to Symbol.
Gambar 5 : pilih convert to symbol
  • Lalu kemudian kita pilih pada bagian Type dan ganti mode typenya menjadi Graphic. Setelah itu klik OK.
Gambar 6 : pilih Graphic
  • Kemudian bila kita ingin menambahkan lagi gambar pada background, kita dapat melakukannya dengan cara yang sama seperti pada gambar no 4,5 & 6.
  • Setelah kita memasukkan gambar-gambar tadi, jangan lupa untuk menentukan durasi waktu gambar dengan pada timeline. Caranya pilih durasi waktu sampai pada detik terakhir, kemudian klik kanan mouse lalu pilih Insert Keyframe.
Gambar 7 : tampilan timeline pada saat memberi keyframe
  • Bila durasi pada gambar ada yang ingin kita kurangi, dapat kita lalukan dengan cara memblok durasi yang kita inginkan sampai pada durasi total layar kerja yang dibuat pada timeline. Setelah diblok langsung saja klik delete pada keyboard komputer kalian.
Gambar 8 : mengurangi durasi waktu
  • Setelah itu bila kita ingin memberikan tambahan text pada background pada dilakukan dengan cara membuat layar baru pada timeline kemudian insert keyframe pada durasi yang diinginkan. Kalau sudah lalu kita ketik text di dalam background.
Gambar 9 : memasukkan text ke dalam background
  • Bila sudah selesai kemudian kita buat lagi layar baru pada timeline untuk membuat fungsi tombol pada company profile tersebut. Caranya adalah kita masukkan gambar-gambar yang akan digunakan sebagai tombol, kemudian atur durasi timeline dari tombol tersebut. Untuk mengatur durasi timelinenya sama seperti pada gambar no 9.
Gambar 10 : membuat tombol interaktif
  • Pilih salah satu gambar yang akan digunakan untuk membuat tombol. Kemudian klik kanan mouse lalu pilih convert to symbol (seperti gambar no.5 & 6). Kemudian pada bagian type pilih button lalu klik OK.
Gambar 11 : convert to symbol pada gambar yang akan dibuat menjadi tombol
  • Setelah gambar tadi sudah menjadi simbol, kemudian double klik gambar tersebut sehingga tampilan pada timeline pun berubah dengan terdapat tulisan Up, Over, Down, Hit.
Gambar 12 : tampilan timeline menjadi berubah
  • Kemudian kita aktifkan tulisan Up pada timeline, sampai berwarna merah lalu klik kanan mouse dan pilih Create Classic Tween.
Gambar 13 : pilih create classic tween

  • Setelah itu lalu kita pilih Over kemudian klik kanan mouse dan pilih Insert Keyframe.
Gambar 14 : Insert Keyframe pada bagian over
  • Setelah memilih insert keyframe, kemudian kita klik kembali gambar yang ingin dijadikan tombol tersebut. Setelah diklik lalu pilih Color Effect disebelah kanan layar. Kemudian atur Style dengan cara memilih Tint.
Gambar 15 : ubah style manjadi Tint
  • Kemudian kita pilih Down, lakukan hal yang sama seperti pada gambar no. 14 & 15. Hanya pada bagian Style kalian ubah menjadi Brightness.
Gambar 16 : ubah style menjadi brightness

  • Setelah itu kita buat lagi layar baru lalu masukkan gambar untuk dijadikan sebagai tombol main menu. Jangan lupa untuk memberi insert keyframe pada bagian akhir timelinenya.
Gambar 17 : membuat layar baru untuk dijadikan tombol main menu
  • Lalu buat lagi layar baru untuk memasukkan gambar buat isi dari tombol sejarah. Gambar dimasukkan pada detik ke-10 kemudian jangan lupa untuk insert keyframe pada akhir timelinenya di detik ke-20.
Gambar 18 : membuat layar baru untuk isi sejarah
  • Setelah itu pada detik ke-10 tadi kita buat text yang bertuliskan "NEXT".
Gambar 19 : membuat text baru
  • Kemudian pada tulisan NEXT tadi kita klik kanan mouse > pilih convert to symbol. Lalu ubah typenya menjadi BUTTON > klik OK.
Gambar 20 : mengubah type menjadi button
  • Lalu kita double klik tulisan NEXT yang telah kita ubah menjadi button tadi tadi, kemudian kita atur UP, OVER dan DOWN caranya sama seperti pada gambar 13, 14, 15 dan 16.
Gambar 21 : mengatur tampilan UP, OVER dan DOWN
  • Pada detik ke-11 kita masukkan gambar lagi untuk halaman kedua sejarah.
Gambar 22 : memasukkan gambar untuk halaman kedua
  • Lalu kita buat lagi text dengan tulisan "PREV". Kemudian jangan lupa untuk mengubah tulisan PREV dengan convert to symbol lalu ganti typenya menjadi button. Caranya sama seperti pada gambar 20.
Gambar 23 : memasukkan text yang bertuliskan PREV
  • Double klik tulisan PREV tadi untuk mengatur UP, OVER dan DOWN. Caranya sama seperti pada gambar 13, 14, 15 dan 16.
Gambar 24 : mengatur tampilan UP, OVER dan DOWN pada tulisan PREV
  • Kita buat lagi layar baru untuk memasukkan gambar baru buat tombol biografi pada detik ke-20. Lalu masukkan juga tulisan NEXT pada gambar tersebut dan jangan lupa convert to symbol. Kemudian atur UP, OVER dan DOWNnya. Caranya sama seperti pada gambar 20 & 21.
Gambar 25 : memasukkan gambar untuk tampilan biografi & tambahan tulisan NEXT
  • Pada detik ke-21 kita masukkan kembali gambar untuk halaman kedua biografi. Kemudian kita beri tulisan PREV pada bagian bawahnya. Jangan lupa tulisan PREV di convert to symbol kemudian atur UP, OVER dan DOWN. Caranya sama seperti pada gambar 23 & 24.
Gambar 26 : memasukkan gambar untuk halaman kedua biografi beserta tulisan PREV
  • Lalukan hal yang sama untuk tampilan tombol HD Indonesia, Jenis Motor HD, HDCI dan Alamat HD. Caranya sama seperti pada gambar 18 sampai gambar 21.
Gambar 27 : lakukan hal yang sama untuk ini halaman pada tombol yang lainnya
  • Buat lagi layar baru kemudian insert keyframe pada akhir timeline. Lalu ganti nama layar baru tersebut dengan nama "ACTION".
Gambar 28 : buat layar baru kemudian beri nama ACTION
  • Lalu pada detik pertama kita klik kanan mouse > pilih ACTIONS.
Gambar 29 : pilh ACTIONS
  • Kemudian akan muncul tampilan ACTIONS - FRAME. Lalu pada Timeline Control kita double klik tulisan "STOP".
Gambar 30 : pilih tulisan STOP
  • Setelah itu akan muncul tulisan "stop ();". Yang berarti tombol stop telah aktif pada layar ACTION. Hal ini bertujuan supaya tampilan dari company profile yang kita buat tidak akan berpindah secara otomatis lagi.
Gambar 31 : tombol stop telah aktif
  • Pada layar button kita klik lagi tombol sejarah yang telah kita buat tadi. Kemudian klik kanan mouse > pilih actions.
Gambar 32 : pilih action pada tombol sejarah
  • Lalu akan muncul tampilan ACTION - FRAME. Pilih tulisan "go to" pada bagian timeline control.
Gambar 33 : pilih go to pada tampilan ACTION - FRAME
  • Setelah itu kita pilih "Go to and stop". Lalu ubah framenya menjadi 10. Maka akan tampilan tulisan "on (release) go to and stop (10);" berarti tombol sejarah telah aktif dan saat kita klik langsung akan muncul gambar pada detik ke-10 yang telah kita atur sebelumnya. Yang harus diperhatikan adalah jika pada saat kita memilih tulisan go to and stop ternyata tidak terdapat tulisan "on (release)" berarti tombol go to and stop belum aktif, jadi kita harus mengatur ulang lagi sampai muncul tulisan "on (release)".
Gambar 34 : aktifkan tombol go to and stop dan pilih framenya

  • Pilih tombol Main Menu, klik kanan mouse > pilih Actions. Kemudian kita pilih tulisan "go to" pada bagian timeline control. Setelah itu kita klik tulisan "go to and stop" dan kita ubah framenya menjadi 1, maka akan tampil tulisan "on (release) go to and stop (1);" berarti tombol main menu ini telah aktif. Jadi bila kita mengetik tombol main manu maka akan tampil halaman awal di detik pertama. Caranya sama seperti pada gambar 32, 33 & 34.
Gambar 35 : pilih main menu dan aktifkan go to and stop
  • Pilih layer sejarah pada timeline detik ke-10, klik tombol NEXT. Lalu klik kanan mouse > pilih Actions. 
Gambar 36 : pilih actions untuk tombol NEXT
  • Kemudian kita double klik tulisan "go to" pada timeline control. Lalu klik pada bagian tulisan "go to and stop", ubah framenya menjadi 11. Setelah itu akan muncul tulisan "on (release) go to and stop (11);" berarti go to and stop telah aktif. Jadi ketika nanti kita akan klik tombol next maka akan langsung berpindah ke detik ke-11.
Gambar 37 : aktifkan go to and stop pada tombol next
  • Lalu kita klik timeline pada detik ke-11 sebagai halaman kedua isi sejarah. Setelah itu kita pilih tombol PREV. Kemudian klik kanan mouse > pilih Actions.
Gambar 38 : pilih Actions pada tombol PREV
  • Double klik tulisan "go to" pada timeline control. Lalu klik pada bagian tulisan "go to and stop", ubah framenya menjadi 10. Setelah itu akan muncul tulisan "on (release) go to and stop (10);" berarti go to and stop telah aktif. Jadi ketika nanti kita klik tombol prev maka akan tampil kembali ke halaman sebelumnya yaitu halaman pada detik ke-10. Lakukan hal yang sama pada halaman ini tombol yang lainnya dan jangan lupa untuk mengatur frame pada tombol NEXT & PREV seperti pada gambar 36 sampai gambar 39.
Gambar 39 : aktifkan go to and stop pada tombol prev
  • Untuk melihat hasil editan company profile yang telah kita buat tadi dengan cara klik Control > klik Test Movie > klik Test atau bisa langsung menekan tombol CTRL + ENTER pada keyboard.
Gambar 40 : tekan tombol CTRL + ENTER untuk melihat hasil editan
  • Jika perkerjaan telah selesai di edit jangan lupa untuk selalu di save. Setelah di save kemudian hasil editan yang telah dibuat tadi langsung kita publish, maksudnya supaya bagi orang lain yang ingin melihat hasil editan kita tadi tidak perlu repot-repot untuk menginstal Adobe Flash Player terlebih dahulu. Untuk publish langsung saja kita klik File > pilih Publish Settings atau dengan menekan tombol CTRL + SHIFT + F12
Gambar 41 : pilih publish settings setelah hasil editan di save
  • Pada tampilan Publish Settings, lalu kita klik "Flash (.swf)" pada bagian PUBLISH. Kemudian kita pada bagian OTHER FORMATS kita pilih "Win Projector". Untuk yang mengedit menggunakan WINDOWS menggunakan Win Projector, sedangkan bagi yang menggunakan MAC menggunakan Mac Projector. Setelah itu terakhir kita pilih folder untuk menyimpan hasil pubish dengan cara memilih Output File. Jika sudah selesai semua kemudian kita klik PUBLISH > lalu OK.
Gambar 42 ; atur format publish pada bagian publish settings

Gambar 43 : tampilan awal company profile yang diedit tadi setelah kita publish

Demikian langkah - langkah dalam membuat Company Profile Interaktif yang sederhana. Semoga artikel ini dapat membantu kalian yang masih baru dalam menggunakan program Adobe Flash.

Sekian dan terima kasih...

Jumat, 24 Oktober 2014

Mengaplikasikan desain ke dalam media tembok

Bila kita berbicara mengenai aplikasi desain ke dalam media tembok tentu banyak diantara kita yang berpikir tentang graffity. Tetapi sebenarnya mengaplikasikan desain ke dalam media tembok tidak hanya berupa graffity saja tetapi ada juga yang disebut dengan mural. Kebanyakan graffity yang teknis pembuatannya menggunakan pilox atau cat semprot dan pesan yang disampaikan oleh pembuatnya pun lebih individualis dan ideologis semata, sedangkan mural sendiri teknis pembuatannya lebih bebas kebanyakan menggunakan cat dan pesan yang disampaikannya pun lebih mengenai tentang kritikan sosial di masyarakat.

Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang memiliki arti dinding.Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior), langit-langit, atau bidang datar lainnya.

Mural menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di Alkitab.

Mural juga berarti lukisan yang dibuat langsung maupun tidak langsung pada permukaan dinding suatu bangunan, yang tidak langsung memiliki kesamaan dengan lukisan. Perbedaannya terletak pada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh lukisan dinding, yaitu keterkaitannya dengan arsitektur/bangunan, baik dari segi desain (memenuhi unsur estetika), maupun usia serta perawatan dan juga dari segi kenyamanan pengamatannya (2002: 76).

mural sebagai bagian dari interior karya Andrew tedesco

mural sebagai bagian dari interior

mural sebagai bagian dari interior

mural sebagai bagian dari interior karya Andrew tedesco

Sejarah Seni Lukis-Lukisan Dinding (Mural)

Akar muasal mural ternyata sudah dimulai jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Jika ditilik dari pernyataan sejarah diatas berarti manusia lebih mengenal ekspresi gambar terlebih dahulu dibandingkan dengan tulisan. Mural dalam perjalananan seni rupa tidak bisa dilepaskan dari jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam, ketika ada lukisan gua di Lascaux, selatan Prancis. Mural yang dilukis oleh orang-orang jaman prasejarah ini menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah limun sebagai medianya. Lukisan mural pada jaman prasejarah ini paling banyak ditemukan, di Prancis, ada sekitar 150 tempat mural ditemukan, kemudian di Spanyol ada 128 tempat dan di Italia mural ditemukan di 21 tempat. Gambar mural-mural tersebut sebagian besar banyak menceritakan tentang kisah perburuan, meramu, juga aspek religius manusia pra sejarah. Terdapat juga bentuk mural ekspresi dengan gambar cetakan-cetakan tangan sebagai bentuk ekspresinya. aksi melukis di dinding goa-goa tersebut sebagai bentuk mural generasi pertama.

Pencitraan serupa ternyata ditemukan pula di Indonesia. Sejumlah gua kapur di Maros dan dinding-dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah juga menyimpan gambar dinding dari masa prasejarah. Termasuk dalam mural generasi pertama antara lain imaji-imaji pada dinding piramid di Mesir, bangunan-bangunan pada masa Romawi, Yunani, Maya, juga tempat-tempat pemujaan di India dan Tibet.



Mural-mural di abad pertengahan atau zaman Renaissance memperlihatkan indikasi kemajuan yang pesat, baik dari segi teknik, bentuk dan fungsi. Fungsi mural di zaman ini lebih mengutamakan dari segi keindahan, tema dan gengsi status sosial bagi pemilik mural. Pada bagian Interior gereja-gereja di Italia, misalnya, diperindah dengan lukisan bergaya realis romantik, hasil dari rekaan imajinasi seniman kondang dimasa itu seperti karya Michaelangelo, Leonardo da Vinci, dan Raphael yang terinspirasi dari kisah-kisah Al Kitab. Pada masa itu, mural menjadi sebuah trend bagi kalangan jet sets di Prancis, Inggris, dan Jerman . Teknik yang populer digunakan kala itu adalah teknik fresko yakni melukis di dinding yang mencampurkan pigmen pewarna dengan plaster dinding yang baru dilapisi (masih basah) sehingga pigmen pewarna meresap dan merekat kuat pada dinding.

Lukisan dinding roma : abad I-III Masehi

Lukisan dinding jauh lebih rentah jika dibandingkan dinding itu sendiri, maka tidak mengherankan kalau lukisan dinding dari masa kekaisaran roma tidak banyak yang tersisa. Banyak lukisan dinding yang masih selamat justru karena bencana alam yang membuatnya tertimbun dalam abu dan pasir, atau memang lukisan itu dibuat di bawah tanah. Sebagai contoh yang di pumpeii, doura-eurospus dan makam romawi mereka tidak terlalu terkenal, tetapi mereka menunjukkan bahwa dalam komunitas roma, sudah sewjarnya rumah didekorasi dengan sama halnya dengan menghias dengan mozaik.

Mural memberikan definisi sebagai lukisan terbesar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur, definisi tersebut bila diterjemahkan bisa lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang walaupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun di dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruang. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja katolik yang bercorak batok yang melukis atap gerja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di alkitab. Mural juga berarti lukisan yang dibuat langsung maupun tidak langsung pada permukaan dinding suatu bangunan, yang tidak langsung memiliki kesamaan dengan lukisan.

last supper Leonardo Da Vinci

last Judgment Michaelangelo

karya mural di villa Farnesina karya Raphael


Sejarah seni rupa juga mencatat, lukisan mural yang termashur adalah Guernica atau Guernica Luno karya Pablo Picasso. Picasso membuat mural ini untuk memperingati pengeboman tentara Jerman di sebuah desa kecil dengan mayoritas masyarakat Spanyol. Karya tersebut dihasilkan saat perang sipil Spanyol berkecamuk di tahun 1937.

Teori Sutherland mengatakan mural itu perilaku yang termasuk yang termasuk menyimpang dalam pergaulan yang begitu kurang diterima di masyarakat tetapi mural mengandung berbagai makna-makna yang terkandung dalam seninya. Maka dari itu mural bisa diterima di masyarakat karena bisa membuat orang menjadi berkarya seni dan berkreatif.

Mural Era Zaman Modern hingga kontemporer  dengan tema politik, sosial, hingga tema industrial, diawali dengan lukisan mural size painting karya pablo picasso Guernica yang menceritakan tragedi pengeboman dibagian utara spanyol karena perang sipil di spanyol. Mural modern  mulai populer terutama sejak Diego Rivera dan beberapa koleganya menggoreskan kuas pada dinding-dinding kota di Mexico City, Chapingo, Cuernavaca, San Francisco, Detroit, dan New York City Pada tahun 1931 yang kental dengan faham idealisme politiknya. Di negara-negara konflik, seperti Irlandia Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural tersebut.

Tahun 1970-1990 mural mulai memperhatikan eksintesisnya dalam Jan-Mikel Busquets grafity nya disudut-sudut kota dan di new york dengan tulisan S.A.M.O. sebagai identitas. Hal ini kemudian menginspirasikan banyak seniman lain untuk berkarya di ruang publik. Salah satu seniman yang terpengaruh adalah Keith Haring yang kemudian banyak mengerjakan dan dianggap sebagai seniman mural selama karirnya (Sentosa, 2003).

karya pablo picasso

karya Diego Rivera
Mural kini bukan hanya sebagai media pelengkap interior meskipun fungsi tersebut tidak benar benar hilang namun mengalami perkembangan fungsi, lokasi, teknik, media dan thematic mural makin meluas sekaligus menguat dikalangan artist maupun street artist baik sebagai media propaganda sosial, kampanye instansi, idealisme dan ekspresi seniman itu sendiri. Mural kini lebih dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaanya, tema maupun penyampaianya yang melibatkan langsung interaksi maupun opini masyarakat, membuat mural menjadi seni visual yang merakyat baik dan buruk semua itu dikembalikan pada interaksi dan pertanggung jawaban sang seniman dan masyarakat. Dari mural generasi pertama hingga mural terkini mural menjadi sebuah fenomena yang sensasional mari kita lihat hasil karya muralis kini.

Mural pada perkembangannya telah menjadi bagian dari seni publik yang melibatkan komunikasi dua arah. Seniman mural melakukan komunikasi secara visual kepada masyarakat terhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan masyarakat sebagai penikmat dalam praktiknya mampu berinteraksi langsung kepada seniman. Hal ini semakin menunjukkan dalam seni mural, bahwa interaksi tidak hanya dilakukan secara visual yang menganut pandangan ‘seni adalah seni’ tanpa pertanggungjawaban yang pasti, namun mural juga mampu mendekatkan dirinya sebagai seni yang berinteraksi juga secara verbal. Dalam hal ini, masyarakat memperoleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara teknis, masyarakat awam dapat mengambil peran sebagai seniman juga.

karya mural stensil mengenai pilkada

Mural Aspirasi  mengenai pilkada

Mural pencitraan sebuah Instansi

Mural pencitraan sebuah Instansi

Mural ekspresi sosial di galeri mural

mural ekspresi idealis

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi karya Julien malland di India

Mural ekspresi karya Julien malland di cina

Mural ekspresi karya Julien malland di mexico

Mural ekspresi karya Julien malland di Indonesia

Karya mural 3 dimensi Kurt Wenner

Mural Gedung oleh CitéCréation

Mural Gedung oleh CitéCréation

mural karya Os Gemeos

mural karya Os Gemeos
Teknik 



Sejarah teknik mural

Dalam sejarah beberapa mural metode telah digunakan:

Sebuah lukisan lukisan, dari Italia affresco kata yang berasal dari lukisan kata sifat ("segar"), menjelaskan sebuah metode di mana cat diterapkan pada plesterdi dinding atau langit-langit. Para fresco buon Teknik terdiri dari lukisan dipigmen dicampur dengan air pada lapisan tipis basah, segar, mortar kapur atauplester . Pigmen ini kemudian diserap oleh plester basah, setelah beberapa jam, plester mengering dan bereaksi dengan udara: itu adalah reaksi kimia yang perbaikan partikel pigmen di plester. Setelah lukisan itu tetap untuk waktu yang lama hingga berabad-abad dalam warna segar dan cemerlang.

Sebuah Secco pengecatan dilakukan pada plester kering (Secco adalah "kering" dalam bahasa Italia). Pigmen sehingga membutuhkan media yang mengikat, seperti telur ( tempera ), lem atau minyak untuk melampirkan pigmen ke dinding.

Mezzo lukisan yang dilukis di plester hampir kering didefinisikan oleh Ignazio abad keenam belas penulis Pozzo sebagai "cukup kuat untuk tidak mengambil ibu jari cetak" sehingga pigmen hanya menembus sedikit ke dalam plester. Pada akhir abad ke enam belas ini telah sebagian besar pengungsi buon frescometode, dan digunakan oleh pelukis seperti Gianbattista Tiepolo atau Michelangelo . Teknik ini telah, dalam bentuk tereduksi, keuntungan dari pekerjaan Secco.

Bahan

Dalam Yunani-Romawi kali, sebagian besar encaustic warna tanah dalam cair lilin lebah atau resin pengikat dan diterapkan dalam keadaan panas digunakan. Tempera lukisan adalah salah satu metode tertua dalam lukisan mural. Dalam tempera, pigmen terikat dalam suatu media yg bersifat zat putih telur, sepertikuning telur atau putih telur diencerkan dalam air.

Pada abad ke-16 Eropa, lukisan cat minyak di atas kanvas muncul sebagai metode yang lebih mudah untuk lukisan mural. Keuntungannya adalah bahwa karya seni dapat diselesaikan dalam studio seniman dan kemudian diangkut ke tujuan dan ada yang menempel pada dinding atau langit-langit. Cat minyak dapat dikatakan menjadi media paling memuaskan untuk mural karena kurangnya kecemerlangan dalam warna. Juga pigmen yang menguning oleh pengikat atau lebih mudah dipengaruhi oleh kondisi atmosfer. Kanvas itu sendiri lebih tunduk pada kemerosotan cepat maka tanah plester.

MURAL MODERN

Teknik mural modern

Muralists berbeda cenderung untuk menjadi ahli dalam medium pilihan mereka dan aplikasi, apakah yang menjadi cat minyak, cat akrilik emulsi atau diterapkan oleh kuas, roller atau airbrush / aerosol. Klien akan sering meminta gaya tertentu dan seniman dapat menyesuaikan diri dengan teknik yang tepat.

Konsultasi biasanya mengarah ke desain rinci dan tata letak mural diusulkan dengan penawaran harga yang klien menyetujui sebelum muralist dimulai pada pekerjaan. Area yang akan dicat dapat grid untuk mencocokkan desain yang memungkinkan gambar untuk ditingkatkan langkah demi langkah secara akurat. Dalam beberapa kasus desain diproyeksikan langsung ke dinding dan ditelusuri dengan pensil sebelum lukisan dimulai. Beberapa muralists akan melukis langsung tanpa sketsa terlebih dahulu, memilih teknik spontan. Setelah selesai mural dapat diberikan glasir lapis akrilik pernis atau pelindung untuk melindungi pekerjaan dari sinar UV dan kerusakan permukaan.


Sebagai alternatif untuk sebuah mural yang dilukis dengan tangan atau airbrushed, mural dicetak secara digital juga dapat diterapkan ke permukaan. Sudah mural yang ada dapat difoto dan kemudian direproduksi di dekat-ke-asli kualitas.

Kelemahan dari pra-fabrikasi mural dan decals adalah bahwa mereka sering diproduksi massal dan kurangnya daya tarik dan eksklusivitas dari suatu karya asli. Mereka sering tidak dipasang pada dinding ukuran individu klien dan ide-ide pribadi mereka atau keinginan tidak dapat ditambahkan mural itu karena berlangsung. Para Frescography teknik, metode manufaktur digital ( CAM ) ditemukan oleh Rainer Maria Latzke alamat beberapa personalisasi dan batasan ukuran.

Teknik digital yang umum digunakan dalam iklan. Sebuah "wallscape" adalah sebuah iklan besar di atau melekat pada dinding luar bangunan. Wallscapes dapat dicat langsung pada dinding seperti mural, atau dicetak pada vinyl dan aman melekat pada dinding dengan cara dari sebuah billboard. Meskipun tidak sepenuhnya digolongkan sebagai mural, media cetak skala besar sering disebut seperti itu. Mural periklanan secara tradisional dicat ke bangunan dan toko oleh tanda-penulis, kemudian sebagai skala besar poster billboard.

Pentingnya mural

Mural adalah penting dalam bahwa mereka membawa seni ke ranah publik. Karena ukuran, biaya, dan bekerja terlibat dalam menciptakan mural, muralists harus sering ditugaskan oleh sponsor. Seringkali pemerintah lokal atau bisnis, tapi banyak mural telah dibayar dengan dana dari patronase . Untuk seniman, karya mereka mendapat khalayak luas yang dinyatakan tidak mungkin menginjakkan kaki di sebuah galeri seni. Sebuah kota dengan manfaat keindahan sebuah karya seni.

Mural bisa menjadi alat yang relatif efektif emansipasi sosial atau mencapai tujuan politik. Mural kadang dibuat melawan hukum, atau telah ditugaskan oleh bar lokal dan coffeeshops. Seringkali, efek visual adalah godaan untuk menarik perhatian publik terhadap isu-isu sosial. Disponsori negara ekspresi seni publik, khususnya mural, sering digunakan oleh totaliter rezim sebagai alat pengendalian massa dan propaganda. Namun, meskipun karakter propagandis dari yang bekerja, sebagian dari mereka masih memiliki nilai artistik.

Mural dapat memiliki dampak yang dramatis apakah sadar atau tidak sadar pada sikap pejalan kaki oleh, ketika mereka ditambahkan ke daerah-daerah di mana orang tinggal dan bekerja. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa kehadiran besar, mural publik dapat menambahkan perbaikan estetika untuk kehidupan sehari-hari warga.
Mural terkenal di dunia dapat ditemukan di Meksiko , New York , Philadelphia, Belfast , Derry , Los Angeles , Nikaragua , Kuba dan di India . [1] Mereka telah berfungsi sebagai sarana penting komunikasi bagi anggota secara sosial, etnis dan ras dibagi masyarakat di masa konflik. Mereka juga terbukti menjadi alat yang efektif dalam membangun dialog dan karenanya pemecahan perpecahan dalam jangka panjang. Para India negara Kerala telah eksklusifmural . Ini lukisan mural Kerala berada di dinding Hindu candi . Mereka dapat tanggal dari abad ke-9 Masehi.

Para San Bartolo mural dari peradaban Maya di Guatemala , adalah contoh tertua dari seni di Mesoamerika dan tanggal pada 300 SM. Banyak kota-kota pedesaan telah mulai menggunakan mural untuk menciptakan tempat-tempat wisata dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.Colquitt, Georgia adalah salah satu kota tersebut. Colquitt dipilih menjadi tuan rumah Konferensi Mural 2010 Global. Kota ini memiliki lebih dari dua belas mural selesai, dan akan menjadi tuan rumah Konferensi bersama denganDothan, Alabama , dan Blakely, Georgia. Pada musim panas tahun 2010, Colquitt akan mulai bekerja pada Mural Ikon mereka.

MURAL TRADISIONAL

Banyak orang ingin mengekspresikan kepribadian mereka dengan komisioning seorang seniman untuk melukis mural di rumah mereka, ini bukan suatu kegiatan eksklusif bagi pemilik rumah-rumah besar. Seorang seniman mural hanya dibatasi oleh biaya dan oleh karena itu waktu yang dihabiskan di lukisan itu, mendikte tingkat detail, sebuah mural sederhana dapat ditambahkan ke terkecil dari dinding. Komisi pribadi bisa untuk ruang makan, kamar mandi, ruang keluarga atau, seperti yang sering terjadi-anak kamar tidur itu. Sebuah kamar anak dapat ditransformasikan ke dalam 'dunia fantasi' dari hutan atau trek balap , mendorong bermain imajinatif dan kesadaran seni.

Kecenderungan saat ini untuk dinding fitur telah meningkat komisi untuk muralists di Inggris. Sebuah tangan-dicat mural besar dapat dirancang pada tema tertentu, menggabungkan gambar pribadi dan unsur-unsur dan dapat diubah selama lukisan itu. Interaksi personal antara klien dan muralist sering merupakan pengalaman yang unik bagi seorang individu biasanya tidak terlibat dalam seni. Umum komisi mural di sekolah-sekolah, rumah sakit dan panti jompo dapat mencapai menyenangkan dan suasana menyambut di lembaga-lembaga peduli.

Pada 1980-an, lukisan dinding ilusi mengalami renaisans di rumah pribadi. Alasan untuk ini kebangunan rohani di desain interior bisa, dalam beberapa kasus dikaitkan dengan pengurangan ruang hidup bagi individu. Fitur arsitektur Faux serta pemandangan alam dan pemandangan yang dapat memiliki efek 'membuka diri' dinding. Daerah-daerah padat membangun perumahan juga dapat berkontribusi terhadap perasaan orang menjadi terputus dari alam dalam bentuk bebas. Sebuah komisi mural seperti ini mungkin suatu usaha oleh beberapa orang untuk membangun kembali keseimbangan dengan alam.

MURAL TILE

Panel ubin berlapis oleh Jorge Colaco (1922) menggambarkan sebuah episode dari pertempuran Aljubarrota (1385) antara Portugis dan Castilia tentara. Sebuah karya seni publik di Lisabon , Portugal. Tile lukisan mural ubin, yang meliputi dinding yang lengkap dan memberikan lukisan-seperti dinding kesan. Tile mural biasanya ditemukan di negara-negara di sekitar Laut Mediterania seperti Maroko , Tunisia dan negara-negara Arab, diPortugal dan Spanyol sebagian besar dalam bentuk yang sering monochrom-berwarna, Azulejo.

Para Azulejo (Portugis pengucapan: [ɐzuleʒu] , pengucapan Spanyol: [aθulexo] ) mengacu pada bentuk khas Portugis atau Spanyol dicat, timah berlapis ,keramik tilework . Mereka telah menjadi aspek khas budaya Portugis , memanifestasikan tanpa gangguan selama lima abad tren berturut-turut dalam seni. Azulejos dapat ditemukan di dalam dan di luar gereja , istana , rumah biasa dan bahkan stasiun kereta atau stasiun kereta bawah tanah . Mereka tidak hanya digunakan sebagai seni hias bentuk, tetapi juga memiliki kapasitas fungsional tertentu seperti mengontrol suhu di rumah. Banyak azulejos kronik aspek sejarah dan budaya utama dari sejarah Portugis.

Mural genteng kustom dicetak dapat diproduksi dengan menggunakan gambar digital untuk backsplashes dapur, menampilkan dinding, dan lantai. Foto digital dan karya seni dapat diubah ukurannya dan dicetak untuk mengakomodasi ukuran yang diinginkan untuk area yang akan dihias. Cetak ubin kustom menggunakan berbagai teknik termasuk dye sublimasi dan keramik-jenis toner laser. Teknik yang terakhir dapat menghasilkan memudar-tahan ubin kustom yang cocok untuk jangka panjang eksposur eksterior.

MURAL DAN POLITIK

Yang terkenal mural Meksiko gerakan di tahun 1930-an membawa keunggulan baru untuk mural sebagai alat sosial dan politik. Diego Rivera , Jose Orozco danDavid Siqueiros adalah seniman yang paling terkenal dari gerakan. Antara 1932 dan 1940, Rivera juga melukis mural di San Francisco , Detroit , dan New York City . Pada 1933 ia menyelesaikan serangkaian terkenal dua puluh tujuh panel lukisan berjudul Industri Detroit pada dinding bagian dalam pengadilan diDetroit Institute of Arts. Selama McCarthyisme tahun 1950-an, sebuah papan besar ditempatkan di halaman membela artistik kebaikan mural saat menyerang politik sebagai "menjijikkan."

Pada tahun 1948 Pemerintah Kolombia host IX Pan-Amerika Konferensi untuk menetapkan rencana Marshall untuk Amerika. Direktur OEA dan pemerintah Kolombia Guru menugaskan Santiago Martinez Delgado , untuk melukis mural di gedung kongres Kolombia untuk memperingati acara tersebut. Martinez memutuskan untuk membuatnya tentang Kongres Cúcuta , dan dicat Bolivar di depan Santander , membuat kesal kaum liberal, maka, karena pembunuhan Jorge Elieser Gaitan massa dari el Bogotazo mencoba membakar gedung DPR, namun Angkatan Darat Kolombia menghentikan mereka. Bertahun-tahun kemudian, pada 1980-an, dengan liberal yang bertanggung jawab atas kongres, mereka melewati sebuah resolusi untuk mengubah seluruh ruang di Ruang Elliptic 90 derajat untuk menempatkan mural utama di samping dan ditugaskanAlejandro Obregon untuk melukis mural non-partisan dalam yang surealis gaya.

Irlandia Utara berisi beberapa mural politik yang paling terkenal di dunia. Banyak mural melayani sebagai pengumuman layanan publik dari minat khusus, terutama untuk topik-topik politik seperti jenis kelamin, orientasi seksual, agama dan intoleransi. Hampir 2.000 mural telah didokumentasikan di Irlandia Utara sejak 1970-an. (Lihat mural Irlandia Utara .) Sebuah mural terkait tidak politis, tapi sosial mencakup dinding di sebuah bangunan tua, sekali penjara, di bagian atas tebing di Bardiyah, di Libya. Itu dicat dan ditandatangani oleh seniman pada April 1942, beberapa minggu sebelum kematiannya pada hari pertamaPertempuran El Alamein Pertama . Dikenal sebagai Mural Bardia , itu diciptakan oleh seniman Inggris, Swasta John Frederick Brill.

Pada tahun 1961 Jerman Timur mulai mendirikan dinding antara Timur danBerlin Barat , yang menjadi terkenal sebagai Tembok Berlin . Sementara di sisi lukisan Berlin Timur tidak diizinkan, seniman dicat di sisi barat Tembok dari 80-an sampai runtuhnya Tembok pada tahun 1989. Banyak diketahui, tetapi juga dikenal artis seperti Thierry Noir dan Keith Haringdi Dinding dicat, "Dunia terpanjang di kanvas ". Karya seni kadang sering dicat rinci lebih dalam hitungan jam atau hari. Di sisi Barat Tembok itu tidak dilindungi, sehingga semua orang bisa melukis di Dinding. Setelah jatuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 sisi Timur Tembok juga menjadi "kanvas" populer untuk banyak mural dan grafiti seniman.

Eksistensi Mural dan Perjalanan Nasionalisme Indonesia

Di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jogjakarta, Makassar, dan Bandung akan dengan mudah kita menjumpai mural di tembok, dinding rumah/gedung, atau sepanjang jalan-jalan besar. Banyak yang mencibir sebagai perilaku mengotori keindahan kota, sebagian lagi menuduh itu hanya pekerjaan seniman yang tidak punya panggung. Sangat sedikit diantara kita yang mau membuka mata dan pikiran, untuk menempatkan mural dalam konstruksi masyarakat modern, dimana bahasa komunikasi sangat beraneka ragam. Selama ini kita hanya mengenal mural sekedar sebagai aktivitas coret-coret dinding/tembok, ataupun yang paling tinggi memahami mural sebagai aktivitas berkesenian. Tetapi, sangat kurang menangkap peran mural sebagai media komunikasi, penyampaian pesan, dan penggugah semangat.

Sebagian besar dari kita sudah lupa bahwa mural selain sebagai bentuk tulisan yang memuat isian seni di dalamnya, juga punya peranan yang tidak sedikit dalam sejarah. Kendati sejarah selalu di tuliskan berdasarkan bait-bait yang di kehendaki oleh sang penguasa. Namun, beberapa tulisan telah menjadi sumber inspirasi, sumber penyatuan ide, dan menjadi saksi-saksi sejarah bagi generasi kemudian. Revolusi Perancis mencatat bagaimana mural-mural yang di buat oleh aktivis kiri, menjadi bahan propaganda yang menggema dalam revolusi Perancis May 1968. Revolusi Rusia yang termasyur itupun, di dalamnya dikenal peranan mural di dinding pabrik dan tembok istana raja untuk menyadarkan orang akan situasi Rusia dan apa yang harus dilakukan.

Dalam sejarah revolusi Indonesia pun kita mengenal kata-kata yang cukup popular diantara kaum pejuang, yakni “Merdeka atau Mati”, “Boeng Ayo Boeng” atau kata-kata “Revolusi Sampai Mati”. Namun sekarang merebaknya mural di berbagai kota, justru, menimbulkan pencitraan yang negatif oleh mayoritas diantara kita. Padahal, itu harus dimaknai sebuah ungkapan (baca;ekspresi) dari sebuah ide, walaupun ide-ide itu masih samar-samar. Di Jogjakarta paska gempa bumi, muncul mural dimana-mana, yang memberikan semangat dan motivasi bagi semua warga masyarakat untuk bangkit. Di Jakarta, problem perkotaan seperti kemiskinan, polusi udara, kemacetan, dan situasi nasional bisa tergambarkan oleh mural-mural yang menghiasi berbagai tembok dan dinding sepanjang jalan kota Jakarta.

Mural dan Revolusi Nasional

Dalam revolusi nasional mempertahankan kemerdekaan ada dua nama yang sangat terkenal, yakni Affandi dan Sudjoyono, dalam konteks pembebasan lewat seni rupa. Peranan mereka tidak dapat dikecilkan, mengingat beberapa karya, justru menjadi pesan yang mengobarkan semangat kaum muda melawan penjajahan. Affandi misalnya, lewat lukisan dan muralnya yang berjudul “Tiga Pengemis” telah menjadi alat yang efektif propaganda melawan Jepang, dan untuk menyadarkan kaum muda akan nasib bangsanya. Dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, lukisan dan muralnya yang menggambarkan seorang pemuda memekikkan kata “merdeka”, sanggup membangkitkan semangat kaum muda. Selain itu kata-kata “Boeng, ayo boeng” di massalkan oleh pelukis lain lewat coretan dinding (mural), sanggup memobilisasi kaum muda terlibat dalam lascar-laskar mempertahankan kemerdekaan. Lihat saja dalam dokumenter sejarah perjuangan bangsa kita, mural hadir dalam setiap front-front perlawanan di garis depan. Kereta-kereta api yang mengangkut pejuang, di penuhi dengan coretan-coretan yang membangkitkan nasionalisme, yang kemudian ditangkap oleh rakyat sebagai seruan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Tahun 1950-an, boleh dikatakan sebagai puncak kejayaan seni dan sastra pembebasan termasuk di dalamnya mural. Penolakan terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), dan kenyataan bahwa penjajah belanda tidak sepenuhnya enyah dari Indonesia termanifestasikan dalam seruan-seruan coretan dinding (mural). Kata-kata seperti “Ayo tuntaskan revolusi kita”, atau “Ganyang Imperialisme Inggris-Amerika” tidak sulit untuk di temui sepanjang dinding tembok pinggir jalan. Seni rupa memang tidak bisa di lepaskan dari kepentingan politik dan ideologis. Tinggal sekarang, sejauh mana sastra dan seni rupa mau mengabdi kepada mayoritas massa rakyat yang terhisap.

Eksistensi mural-mural ini sangat signifikan dalam masa-masa revolusi, karena telah menjadi bahasa pesan untuk menyampaikan seruan perjuangan. Kita tidak bisa menafikan bahwa menggemanya kata-kata “Merdeka atau Mati” dan “Boeng, ayo boeng” tidak bisa di lepaskan dari keberadaan mural sebagai alat propaganda di ruang publik. Selama revolusi fisik hingga detik-detik terakhir kejatuhan pemerintahan Soekarno, mural punya andil dalam menyatukan ide soal persatuan nasional, kemerdekaan sejati, dan tugas-tugas revolusi di masa depan. Namun, sebaliknya, naiknya rejim orde baru telah memberangus daya kritis, termasuk prinsip kesukarelaan semua suku bangsa dalam sebuah “nation”. Jika dijaman Soekarno, persatuan dan nasionalisme Indonesia terlahir/terwujud dari ide-ide, yang tentu saja senjatanya adalah tulisan (artikel, Koran, mural, lukisan, selebaran, dsb). Maka di bawah kekuasan Orde Baru, nasionalisme Indonesia dipaksakan dengan pendekatan militeristik, sehingga nasionalisme yang dihadirkan adalah nasionalisme yang berdarah-darah, penuh paksaan dan Chauvinis.

Menempatkan Mural dalam situasi Indonesia Kini

Pandangan merendahkan eksistensi mural adalah tindakan yang ahistoris dan tidak peka dengan perkembangan situasi. Di bawah gempuran budaya neoliberalisme (dimana salah satu unsurnya adalah Individualisme), maka keberadaan ruang-ruang publik terus digeser dan dihapuskan oleh derasnya modal dan ideologi individualisme. Di kota-kota besar sekarang, sangat susah menemukan ruang publik yang gratis (yang bisa diakses banyak orang) dan memberikan ruang yang leluasa bagi semua individu, tanpa memandang klas. Ruang-ruang publik di dominasi oleh selebriti, tokoh-tokoh politik, atlet-atlet terkenal, dan produk-produk komersil. Papan reklame yang menawarkan produk, dengan bahan propaganda selebriti cantik dan seksi menghiasi seluruh kota. Bersamaan dengan semua proses semua itu, ideologi nasionalisme kita juga semakin direduksi dan digantikan dengan ideologi individualisme dan komsumerisme barat. Pertanyaannya, mau dikemanakan ideologi pancasila kita? Dan siapa yang harus menjaganya?

Ideologi neoliberal telah menggerus jiwa dan semanggat ideologi nasionalisme kita. Dalam kondisi seperti ini, menurut Antonio Gramsci (seorang Marxis Italia) bahwa bentuk hegemoni harus dilawan dengan counter hegemoni. Sehingga dalam memaknai kebangkitan mural di berbagai kota besar di Indonesia saat ini, harus di letakkan dalam pengertian sebagai berikut: (1) ruang aktualisasi diri (ber-eksistensi), merupakan gerakan kultural untuk melawan dan merebut kembali ruang-ruang publik yang saat ini dikuasai pasar. Dinding tembok, trotoar, dan halte merupakan ruang publik (Public Space) yang selalu disaksikan oleh banyak orang. (2). Munculnya mural-mural politis dan ideologis merupakan senjata ampuh merebut dan membentuk kembali ide nasionalisme kita yang telah lama di biaskan. Papan reklame yang menawarkan komoditi, pornografi (industri seksual), dan konsumerisme harus di counter dengan propaganda alternatif salah satunya adalah mural. (3). Mural-mural itu penting untuk membangkitkan kembali ingatan kolektif massa akan sejarah nasional bangsa ini. Di Cuba tahun 1970-an, ketika semangat revolusi semakin surut dikalangan kaum muda maka pemerintahan Revolusioner Castro menghidupkan kembali sosok Che Guevara dalam berbagai bentuk termasuk mural-mural.

Sekarang saatnya kembali mengangkat mural dalam konteks perjuangan nasional, mengembalikan kepribadian bangsa Indonesia yang dikenal dengan semangat gotong royong, anti imperialisme, dan anti eksploitasi. Tidak seharusnya mural hanya di tempatkan sebagai media penghilang stress karena macet dan lain sebagainya. Cukup Sudah Jadi Bangsa kuli, bangkit jadi Bangsa mandiri.

Popo, pelukis mural pengkritik sosial

Ryan Riyadi adalah salah-satu seniman jalanan, atau street artist, yang karya-karyanya banyak menghiasi berbagai tembok di ruang publik di Jakarta yang sebagian berisi kritik sosial.

Selama sekitar dua belas tahun menjadikan tembok sebagai medium artistiknya, pria kelahiran 1980 ini lebih dikenal melalui karakter gambar hasil rekaannya yaitu The Popo. Berbeda dengan pelukis grafiti kebanyakan yang sekedar memanfaatkan tembok kosong, peraih penghargaan The Best Mural Artist pada Tembok Bomber Award 2010 ini mengaku memiliki konsep dan tujuan dalam setiap berkarya.

"Awal mula saya interest (tertarik) untuk menggambar di satu tempat, itu adalah cerita," kata Ryan Ryadi, dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, pada minggu ketiga Mei 2013 lalu.

"Saya hunting bukan tembok kosong dulu," kata Ryan, yang juga dosen komunikasi visual di almamaternya, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jakarta. Dia juga mengaku tidak terlalu memusingkan apakah karya muralnya itu bakal menyedot perhatian orang banyak atau tidak.

"Intinya, saya menceritakan history (sejarah) yang ada di sekitar tembok itu," katanya menjelaskan filosofinya dalam berkarya. "Jadi, tembok dan lingkungan itu ada korelasinya."

Dengan kata lain, lanjutnya, "nggak sekedarngomongin mural, tapi ngomongin ruang itu sendiri". Ryan lantas menceritakan pengalaman estetikanya saat melukis mural di kawasan Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, sekian tahun silam.

Di sebuah siang, ketika mengendarai sepeda motor melewati jalan raya tersebut, anak bungsu dari tiga bersaudara ini menyaksikan beberapa pohon ditebang untuk kepentingan pembangunan jalan layang (fly over).

"Setiap hari lewat jalan itu, otomatis saya kepanasan dong, karena pohon-pohon itu sudah nggak ada lagi," ungkapnya membuka cerita. Pengalaman langsung bersentuhan dengan realitas seperti inilah, menurut Ryan, banyak melatari karya-karya grafitinya dalam dua belas tahun terakhir.

"(Secara) Spontan, saya siapkan cat warna merah. Saya (lantas) menulis: 'Demi fly over, pohon game over' dan ada kepala karakter si Popo sebagai teks saya, sebagai tanda saya, sebagai seniman," jelas Ryan, yang pernah ikut dipercaya tampil dalam pameran mural dan instalasi di Singapura ini.

"Yang penting saya ngerasain dulu apa yang ada di ruang itu," katanya, menjelaskan lebih lanjut.

Bukan sosok Robin Hood

Lukisan mural Ryan yang menyoroti pembangunan jalan layang di atas Jalan Prapanca itu, kemudian menyedot perhatian masyarakat. Sejumlah media nasional kemudian memberitakannya. Kebetulan, ketika itu, sebagian warga yang tinggal di kawasan tersebut serta pegiat lingkungan juga melayangkan protes. Pria yang sejak kecil tertarik dunia melukis ini masih ingat ketika karyanya itu "dibahas" panjang-lebar di situs sosial Twitter.

"Oh, ternyata banyak yang merasa diwakilkan (aspirasinya melalui gambar mural itu)," kata Ryan. Namun demikian, sambungnya cepat-cepat, dia sama-sekali tidak berpretensi untuk menjadi pahlawan dalam polemik pembangunan jalan layang tersebut.

"Posisi saya nggak seperti Robin Hood, yang tiba-tiba saya (menjadi) heroik untuk membikin suatu karya," katanya dengan nada tegas. Ryan juga menandaskan, bahwa dalam setiap berkarya, dia tidak pernah mengatasnamakan apa yang disebutnya sebagai "aspirasi rakyat".

"Kalau ada yang merasakan terwakilkan, ya, itu efek," katanya pendek.

Mengapa kritik sosial

Dari semua karya mural Ryan di berbagai tembok di jalanan Ibu kota, sebagian besar diantaranya memuat kritik sosial.

"Karena paling dekat," kata Ryan, saat saya menanyakan apa motivasinya memuat kritik sosial dalam karya-karya muralnya.

"Saya nggak akan ngomong kehidupan yang jauh-jauh". Menurutnya, kehidupan sosial merupakan realitas yang paling dekat dengan dirinya. "Minimal baru saja saya lewatin," tambahnya. Dengan berpijak pada realitas sosial di sekelilingnya, membuatnya "tidak perlu meraba-raba" dalam melahirkan karya seninya. Lalu, apakah Anda bertujuan mengubah keadaan melalui mural yang berisi kritik sosial itu? Tanya saya lagi.

"Itu kayak semacam diary visual," jawabnya. "Sama saja sih seperti kita di tengah macet, terus kita nge-tweet". Dia lantas mencontohkan karya muralnya 'Janganpucet lihat Jakarta macet' di tembok tol TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang menyoroti persoalan kemacetan di Jakarta.

"Terus ada orang yang bertanya: 'tujuannya apa (membuat mural soal macet), biar (Jakarta) nggak macet? Nggak!" Dengan kata lain, menurutnya, pembuatan mural yang bermuatan kritik sosial tidak bertujuan untuk mengubah keadaan.

"Mengeluarkan, intinya," katanya, singkat. "Motivasinya ya cuma ingin mengeluh, atau ingin menyampaikan sesuatu. Sama seperti buku diary."

Apa itu The Popo?

Popo merupakan karakter gambar yang selalu menyertai karya-karya mural Ryan Riyadi. "Kalau seniman lain ada tanda tangan (di dalam karyanya), kalau saya si karakter Popo. Jadi saya 'nggak perlu tanda tangan," kata Ryan, menggambarkan 'kedekatannya' dengan karakter Popo. Bentuk fisik Popo merupakan manifestasi tubuh manusia, dengan mata melotot, tanpa hidung dan (sering tanpa) rambut, kepala lonjong, serta cenderung tanpa jari-jemari.

Secara sekilas karakter Popo mirip dengan karakter tokoh kartun Patrick dalam film seri kartun Spoonge Bob di layar kaca. "Itu kebetulan saja," kata Ryan, ketika saya menanyakan kemiripan sosok Popo dengan tokoh kartun tersebut. "Memang karakter mata belok (melotot), terus bentuknya lonjong-lonjong, itu gampang dihafal," jelasnya, lebih lanjut.

"Anak kecil untuk menggambar (karakter) Spoonge Bob dan Patrick, itu lebih gampang untuk menggambar Patrick". "Karena," imbuhnya, "untuk me-maintenance garis-garis visual itu lebih gampang Patrick. Tinggal bulat-bulat lonjong". Pada akhirnya, sosok karakter ciptaannya, yaitu Popo, lebih banyak dikenal masyarakat ketimbang sosok pribadi Ryan sendiri.

Itulah sebabnya, orang-orang yang mengenal karyanya lebih sering memanggilnya dengan sebutan "Popo". Tetapi, betulkah nama Popo itu singkatan dari 'positif progresif'?

Ryan membenarkan. "Itu kayak doa kecil. Satu langkah kebaikan. Semoga karya gua satu langkah lebih baik dari sebelumnya."

Tidak mau difoto

Beberapa kali BBC Indonesia meminta agar Ryan mengirimkan foto dirinya untuk kebutuhan ilustrasi tulisan ini, tetapi secara halus dia tidak pernah menuruti permintaan ini. "Sebenarnya bukan saya mau anonim ya," terang Ryan, tentang keenganannya menyertakan foto dirinya untuk kebutuhan pemberitaan. Namun demikian, dia akhirnya mengaku, kebiasaan ini tidak terlepas dari strateginya untuk mengenalkan karakter Popo ke masyarakat.

"Saya ingin ngenalin Popo ini," aku pengagum pelukis mural terkenal asal Inggris, Banksy, yang dikenal misterius dan jarang menampilkan sosoknya di depan umum ini
Itulah sebabnya, masih menurut pengakuannya, dia sering menolak permintaan wartawan untuk memotret dirinya. Hal ini rupanya berlaku pula buat BBC Indonesia, walaupun Ryan mempersilakan memuat foto dirinya jika saya menemukan potretnya di situs sosial miliknya.

Mengabadikan karyanya

Walaupun demikian, Ryan termasuk rajin memotret karya-karya muralnya, setelah dia menyelesaikannya. Hal ini dia lakukan secara sadar karena karya seninya bakal dihapus oleh Satuan Polisi Pamong Praja, karena dianggap mengotori sarana dan prasarana umum. "(Saya) Selalu (memotretnya). Jadi saya sadar ini nggak akan lama. Jadi saya foto langsung," akunya, agak tergelak.

Menurutnya, aksi menggambar mural lalu disusul aksi menghapus mural tersebut merupakan sesuatu yang lumrah bagi dirinya. "Ya, akhirnya kuat-kuatan saja. Saya yang gambar atau mereka yang menghapus. Lebih kuat mana," imbuhnya, kali ini dengan tertawa. Itulah sebabnya, saat ini sangat sulit menjumpai karya Ryan di tembok-tembok di ruang publik di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Hampir semua (sudah dihapus), kecuali yang di hidden spot (tempat tersembunyi). Hidden spot itu biasanya di rumah-rumah kosong, gudang, di daerah pedesaan, atau di luar kota yang memang jauh". Tentu saja, tidak setiap saat Ryan taat untuk memotret hasil karya muralnya. "Saya sempat beberapa kali kecolongan 'nggak foto karya saya, tapi saya cari di internet, banyak orang yang mengabadikannya. Kayak citizen journalism. Jadi mereka foto karya saya. Jadi mereka mewakili mendokumentasikan karya saya. Saya tinggal save as (menyimpan) saja," katanya agak terkekeh.

Unsur jenaka

Jika diperhatikan secara teliti, karya-karya mural Ryan Riyadi sangat kental dengan unsur jenaka, selain bernada satir dan kritikan. Menurutnya, unsur jenaka mewarnai sebagian karyanya tidak terlepas dari pengaruh mendiang ayahnya. "Karena gen keluarga dan almarhum ayah saya, memang selalu bercanda untuk membicarakan apapun," ungkapnya, dengan nada bergetar.

Ayahanda Ryan Riyadi meninggal dunia pada awal Mei 2013 lalu akibat sakit. "Almarhum pernah mengatakan: masalah seberat apapun, kalau disampaikan secara humor, secara ringan, itu akan masuk, itu akan diterima," katanya, menjelaskan. "Jadi ini sudah gen ayah saya yang masuk ke saya. Sudah ada mengalir ke saya," katanya lagi. "Untuk menceritakan segala sesuatu seberat apapun, mesti dengan humor. Humor harus tetap ada". Namun demikian, akunya, "kalau saya suka menuliskan sesuatu yang satir".

Siapa yang menginspirasi?

Semenjak awal Ryan mempunyai keinginan dan selalu termotivasi untuk meneruskan kuliah seni rupa, namun tidak terlaksana karena masalah biaya. Belakangan, pria yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat ini, akhirnya melakukan eksplorasi di dunia seni rupa secara mandiri. Hal ini juga yang melatari pilihannya untuk menekuni seni mural.

Di lingkungan tempat tinggalnya di Bekasi, dia pertama kali tertarik seni grafiti ketika masih di bangku sekolah menengah. Saat itu, dia sering menyaksikan sejumlah mahasiswa -- yang menjadi tetangganya -- menggambar mural pada tembok-tembok rumahnya. "Saya kemudian tertarik," katanya, mengenang. Aktivitas seni mural yang semula terbatas di tembok rumah sendiri, di dalam kampung, akhirnya berkembang di tembok-tembok di luar tempat tinggalnya.

Merambah Singapura

Selain menggambar di ruang publik, Popo juga menumpahkan hasrat seninya ke berbagai media seperti kayu, kanvas, maupun media media unik lainnya, seperti instalasi atau digital printing. Dia juga beberapa kali berkolaborasi dengan berbagai seniman mancanegara lainnya, termasuk ketika menggelar pameran bersama di Singapura, sebanyak dua kali beberapa tahun silam. Di Singapura, salah-satu karya mural yang dikerjakannya bersama seniman dari komunitas Ruang Rupa (Ruru) adalah mural yang "ngomogin tentang Singapura" setinggi 60 meter kali 7 meter.

"Selama 10 hari tinggal di sana, saya mempelajari kehidupan (masyarakat Singapura) dan saya bikin mural di sana. Misalnya, saya nulis, 'one nation under CCTV'. Karena di Singapura, banyakbanget CCTV-nya," ungkapnya. Di Singapura, tetapi dalam pameran yang berbeda, Ryan Riyadi juga diundang untuk menghasilkan karya seni mural, yang sampai sekarang tidak dihapus oleh pemilik galerinya. "Karena pemilik galeri dan pemilik heritage suka," katanya. Mural itu menggambarkan sosok Popo dengan tulisan 'Twitter I'm following You'. Di pameran itu, Ryan juga membuat mural dengan tulisan 'seni tidak selalu tinggi' dengan gambar sosok Spiderman dalam posisi terbalik.

Membagikan bantal

Di akhir wawancara, saya menanyakan kepada Ryan Riyadi apa keinginannya yang selama ini belum terlaksana. Dengan nada bersemangat, Ryan berkata: "Saya ingin (membuat) bantal dan saya bagikan kepada orang-orang". "Orang mampu boleh memiliki, orang susah juga boleh memiliki. Tapi saya utamakan orang yang tidur di jalan". Di atas bantal itu, Ryan bercita-cita menuliskan sebuah kalimat "masa depan berawal dari mimpi".

Melalui pesan itu, dia ingin mengatakan kepada semua orang: "Kamu tidur saja, kamu mimpi saja. Setelah semua selesai, kamu akan beraktivitas, dan mewujudkan semuanya". "Penginnya itu aja sih. Mau nge-bagiin bantal dan mau ngingetin kita harus tetap semangat," katanya. "Saya pengin bikin saya teman-teman di jalan, yang tidur di jalan, di trotoar, di halte, agar mereka tetap merasakan empuknya bantal dan sekalian dibikin semangat," tambah Ryan, sekaligus menutup wawancara sore itu.

Beberapa karya mural "The Popo"












karya the popo "Tuhan memberikan surga-Nya lebih dulu di dunia kepada saya yaitu anak-anak saya."

Demikian artikel mengenai mengaplikasikan desain ke dalam media tembok dalam bentuk mural. Semoga artikel yang saya buat ini dapat memberikan pengetahuan lebih lagi kepada kalian mengenai mural.

Sekian dan terima kasih...


REFERENSI :
http://dinsnusantara.blogspot.com/2013/10/mural-definisi-dan-perkembangannya.html
http://sejarah.kompasiana.com/2014/04/12/sejarah-seni-lukis-lukisan-dinding-mural-647043.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mural
http://666-bomberindonesia.blogspot.com/2012/02/mural_26.html
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/06/130618_tokoh_ryanriyadi_popo_pelukismural
http://catatansiman.blogspot.com/2013/11/eksistensi-mural-dan-perjalanan.html