Kotak Penelusuran

Jumat, 24 Oktober 2014

Mengaplikasikan desain ke dalam media tembok

Bila kita berbicara mengenai aplikasi desain ke dalam media tembok tentu banyak diantara kita yang berpikir tentang graffity. Tetapi sebenarnya mengaplikasikan desain ke dalam media tembok tidak hanya berupa graffity saja tetapi ada juga yang disebut dengan mural. Kebanyakan graffity yang teknis pembuatannya menggunakan pilox atau cat semprot dan pesan yang disampaikan oleh pembuatnya pun lebih individualis dan ideologis semata, sedangkan mural sendiri teknis pembuatannya lebih bebas kebanyakan menggunakan cat dan pesan yang disampaikannya pun lebih mengenai tentang kritikan sosial di masyarakat.

Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang memiliki arti dinding.Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior), langit-langit, atau bidang datar lainnya.

Mural menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di Alkitab.

Mural juga berarti lukisan yang dibuat langsung maupun tidak langsung pada permukaan dinding suatu bangunan, yang tidak langsung memiliki kesamaan dengan lukisan. Perbedaannya terletak pada persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh lukisan dinding, yaitu keterkaitannya dengan arsitektur/bangunan, baik dari segi desain (memenuhi unsur estetika), maupun usia serta perawatan dan juga dari segi kenyamanan pengamatannya (2002: 76).

mural sebagai bagian dari interior karya Andrew tedesco

mural sebagai bagian dari interior

mural sebagai bagian dari interior

mural sebagai bagian dari interior karya Andrew tedesco

Sejarah Seni Lukis-Lukisan Dinding (Mural)

Akar muasal mural ternyata sudah dimulai jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Jika ditilik dari pernyataan sejarah diatas berarti manusia lebih mengenal ekspresi gambar terlebih dahulu dibandingkan dengan tulisan. Mural dalam perjalananan seni rupa tidak bisa dilepaskan dari jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam, ketika ada lukisan gua di Lascaux, selatan Prancis. Mural yang dilukis oleh orang-orang jaman prasejarah ini menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah limun sebagai medianya. Lukisan mural pada jaman prasejarah ini paling banyak ditemukan, di Prancis, ada sekitar 150 tempat mural ditemukan, kemudian di Spanyol ada 128 tempat dan di Italia mural ditemukan di 21 tempat. Gambar mural-mural tersebut sebagian besar banyak menceritakan tentang kisah perburuan, meramu, juga aspek religius manusia pra sejarah. Terdapat juga bentuk mural ekspresi dengan gambar cetakan-cetakan tangan sebagai bentuk ekspresinya. aksi melukis di dinding goa-goa tersebut sebagai bentuk mural generasi pertama.

Pencitraan serupa ternyata ditemukan pula di Indonesia. Sejumlah gua kapur di Maros dan dinding-dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah juga menyimpan gambar dinding dari masa prasejarah. Termasuk dalam mural generasi pertama antara lain imaji-imaji pada dinding piramid di Mesir, bangunan-bangunan pada masa Romawi, Yunani, Maya, juga tempat-tempat pemujaan di India dan Tibet.



Mural-mural di abad pertengahan atau zaman Renaissance memperlihatkan indikasi kemajuan yang pesat, baik dari segi teknik, bentuk dan fungsi. Fungsi mural di zaman ini lebih mengutamakan dari segi keindahan, tema dan gengsi status sosial bagi pemilik mural. Pada bagian Interior gereja-gereja di Italia, misalnya, diperindah dengan lukisan bergaya realis romantik, hasil dari rekaan imajinasi seniman kondang dimasa itu seperti karya Michaelangelo, Leonardo da Vinci, dan Raphael yang terinspirasi dari kisah-kisah Al Kitab. Pada masa itu, mural menjadi sebuah trend bagi kalangan jet sets di Prancis, Inggris, dan Jerman . Teknik yang populer digunakan kala itu adalah teknik fresko yakni melukis di dinding yang mencampurkan pigmen pewarna dengan plaster dinding yang baru dilapisi (masih basah) sehingga pigmen pewarna meresap dan merekat kuat pada dinding.

Lukisan dinding roma : abad I-III Masehi

Lukisan dinding jauh lebih rentah jika dibandingkan dinding itu sendiri, maka tidak mengherankan kalau lukisan dinding dari masa kekaisaran roma tidak banyak yang tersisa. Banyak lukisan dinding yang masih selamat justru karena bencana alam yang membuatnya tertimbun dalam abu dan pasir, atau memang lukisan itu dibuat di bawah tanah. Sebagai contoh yang di pumpeii, doura-eurospus dan makam romawi mereka tidak terlalu terkenal, tetapi mereka menunjukkan bahwa dalam komunitas roma, sudah sewjarnya rumah didekorasi dengan sama halnya dengan menghias dengan mozaik.

Mural memberikan definisi sebagai lukisan terbesar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur, definisi tersebut bila diterjemahkan bisa lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang walaupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun di dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruang. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja katolik yang bercorak batok yang melukis atap gerja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di alkitab. Mural juga berarti lukisan yang dibuat langsung maupun tidak langsung pada permukaan dinding suatu bangunan, yang tidak langsung memiliki kesamaan dengan lukisan.

last supper Leonardo Da Vinci

last Judgment Michaelangelo

karya mural di villa Farnesina karya Raphael


Sejarah seni rupa juga mencatat, lukisan mural yang termashur adalah Guernica atau Guernica Luno karya Pablo Picasso. Picasso membuat mural ini untuk memperingati pengeboman tentara Jerman di sebuah desa kecil dengan mayoritas masyarakat Spanyol. Karya tersebut dihasilkan saat perang sipil Spanyol berkecamuk di tahun 1937.

Teori Sutherland mengatakan mural itu perilaku yang termasuk yang termasuk menyimpang dalam pergaulan yang begitu kurang diterima di masyarakat tetapi mural mengandung berbagai makna-makna yang terkandung dalam seninya. Maka dari itu mural bisa diterima di masyarakat karena bisa membuat orang menjadi berkarya seni dan berkreatif.

Mural Era Zaman Modern hingga kontemporer  dengan tema politik, sosial, hingga tema industrial, diawali dengan lukisan mural size painting karya pablo picasso Guernica yang menceritakan tragedi pengeboman dibagian utara spanyol karena perang sipil di spanyol. Mural modern  mulai populer terutama sejak Diego Rivera dan beberapa koleganya menggoreskan kuas pada dinding-dinding kota di Mexico City, Chapingo, Cuernavaca, San Francisco, Detroit, dan New York City Pada tahun 1931 yang kental dengan faham idealisme politiknya. Di negara-negara konflik, seperti Irlandia Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural tersebut.

Tahun 1970-1990 mural mulai memperhatikan eksintesisnya dalam Jan-Mikel Busquets grafity nya disudut-sudut kota dan di new york dengan tulisan S.A.M.O. sebagai identitas. Hal ini kemudian menginspirasikan banyak seniman lain untuk berkarya di ruang publik. Salah satu seniman yang terpengaruh adalah Keith Haring yang kemudian banyak mengerjakan dan dianggap sebagai seniman mural selama karirnya (Sentosa, 2003).

karya pablo picasso

karya Diego Rivera
Mural kini bukan hanya sebagai media pelengkap interior meskipun fungsi tersebut tidak benar benar hilang namun mengalami perkembangan fungsi, lokasi, teknik, media dan thematic mural makin meluas sekaligus menguat dikalangan artist maupun street artist baik sebagai media propaganda sosial, kampanye instansi, idealisme dan ekspresi seniman itu sendiri. Mural kini lebih dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaanya, tema maupun penyampaianya yang melibatkan langsung interaksi maupun opini masyarakat, membuat mural menjadi seni visual yang merakyat baik dan buruk semua itu dikembalikan pada interaksi dan pertanggung jawaban sang seniman dan masyarakat. Dari mural generasi pertama hingga mural terkini mural menjadi sebuah fenomena yang sensasional mari kita lihat hasil karya muralis kini.

Mural pada perkembangannya telah menjadi bagian dari seni publik yang melibatkan komunikasi dua arah. Seniman mural melakukan komunikasi secara visual kepada masyarakat terhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan masyarakat sebagai penikmat dalam praktiknya mampu berinteraksi langsung kepada seniman. Hal ini semakin menunjukkan dalam seni mural, bahwa interaksi tidak hanya dilakukan secara visual yang menganut pandangan ‘seni adalah seni’ tanpa pertanggungjawaban yang pasti, namun mural juga mampu mendekatkan dirinya sebagai seni yang berinteraksi juga secara verbal. Dalam hal ini, masyarakat memperoleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara teknis, masyarakat awam dapat mengambil peran sebagai seniman juga.

karya mural stensil mengenai pilkada

Mural Aspirasi  mengenai pilkada

Mural pencitraan sebuah Instansi

Mural pencitraan sebuah Instansi

Mural ekspresi sosial di galeri mural

mural ekspresi idealis

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi karya Julien malland di India

Mural ekspresi karya Julien malland di cina

Mural ekspresi karya Julien malland di mexico

Mural ekspresi karya Julien malland di Indonesia

Karya mural 3 dimensi Kurt Wenner

Mural Gedung oleh CitéCréation

Mural Gedung oleh CitéCréation

mural karya Os Gemeos

mural karya Os Gemeos
Teknik 



Sejarah teknik mural

Dalam sejarah beberapa mural metode telah digunakan:

Sebuah lukisan lukisan, dari Italia affresco kata yang berasal dari lukisan kata sifat ("segar"), menjelaskan sebuah metode di mana cat diterapkan pada plesterdi dinding atau langit-langit. Para fresco buon Teknik terdiri dari lukisan dipigmen dicampur dengan air pada lapisan tipis basah, segar, mortar kapur atauplester . Pigmen ini kemudian diserap oleh plester basah, setelah beberapa jam, plester mengering dan bereaksi dengan udara: itu adalah reaksi kimia yang perbaikan partikel pigmen di plester. Setelah lukisan itu tetap untuk waktu yang lama hingga berabad-abad dalam warna segar dan cemerlang.

Sebuah Secco pengecatan dilakukan pada plester kering (Secco adalah "kering" dalam bahasa Italia). Pigmen sehingga membutuhkan media yang mengikat, seperti telur ( tempera ), lem atau minyak untuk melampirkan pigmen ke dinding.

Mezzo lukisan yang dilukis di plester hampir kering didefinisikan oleh Ignazio abad keenam belas penulis Pozzo sebagai "cukup kuat untuk tidak mengambil ibu jari cetak" sehingga pigmen hanya menembus sedikit ke dalam plester. Pada akhir abad ke enam belas ini telah sebagian besar pengungsi buon frescometode, dan digunakan oleh pelukis seperti Gianbattista Tiepolo atau Michelangelo . Teknik ini telah, dalam bentuk tereduksi, keuntungan dari pekerjaan Secco.

Bahan

Dalam Yunani-Romawi kali, sebagian besar encaustic warna tanah dalam cair lilin lebah atau resin pengikat dan diterapkan dalam keadaan panas digunakan. Tempera lukisan adalah salah satu metode tertua dalam lukisan mural. Dalam tempera, pigmen terikat dalam suatu media yg bersifat zat putih telur, sepertikuning telur atau putih telur diencerkan dalam air.

Pada abad ke-16 Eropa, lukisan cat minyak di atas kanvas muncul sebagai metode yang lebih mudah untuk lukisan mural. Keuntungannya adalah bahwa karya seni dapat diselesaikan dalam studio seniman dan kemudian diangkut ke tujuan dan ada yang menempel pada dinding atau langit-langit. Cat minyak dapat dikatakan menjadi media paling memuaskan untuk mural karena kurangnya kecemerlangan dalam warna. Juga pigmen yang menguning oleh pengikat atau lebih mudah dipengaruhi oleh kondisi atmosfer. Kanvas itu sendiri lebih tunduk pada kemerosotan cepat maka tanah plester.

MURAL MODERN

Teknik mural modern

Muralists berbeda cenderung untuk menjadi ahli dalam medium pilihan mereka dan aplikasi, apakah yang menjadi cat minyak, cat akrilik emulsi atau diterapkan oleh kuas, roller atau airbrush / aerosol. Klien akan sering meminta gaya tertentu dan seniman dapat menyesuaikan diri dengan teknik yang tepat.

Konsultasi biasanya mengarah ke desain rinci dan tata letak mural diusulkan dengan penawaran harga yang klien menyetujui sebelum muralist dimulai pada pekerjaan. Area yang akan dicat dapat grid untuk mencocokkan desain yang memungkinkan gambar untuk ditingkatkan langkah demi langkah secara akurat. Dalam beberapa kasus desain diproyeksikan langsung ke dinding dan ditelusuri dengan pensil sebelum lukisan dimulai. Beberapa muralists akan melukis langsung tanpa sketsa terlebih dahulu, memilih teknik spontan. Setelah selesai mural dapat diberikan glasir lapis akrilik pernis atau pelindung untuk melindungi pekerjaan dari sinar UV dan kerusakan permukaan.


Sebagai alternatif untuk sebuah mural yang dilukis dengan tangan atau airbrushed, mural dicetak secara digital juga dapat diterapkan ke permukaan. Sudah mural yang ada dapat difoto dan kemudian direproduksi di dekat-ke-asli kualitas.

Kelemahan dari pra-fabrikasi mural dan decals adalah bahwa mereka sering diproduksi massal dan kurangnya daya tarik dan eksklusivitas dari suatu karya asli. Mereka sering tidak dipasang pada dinding ukuran individu klien dan ide-ide pribadi mereka atau keinginan tidak dapat ditambahkan mural itu karena berlangsung. Para Frescography teknik, metode manufaktur digital ( CAM ) ditemukan oleh Rainer Maria Latzke alamat beberapa personalisasi dan batasan ukuran.

Teknik digital yang umum digunakan dalam iklan. Sebuah "wallscape" adalah sebuah iklan besar di atau melekat pada dinding luar bangunan. Wallscapes dapat dicat langsung pada dinding seperti mural, atau dicetak pada vinyl dan aman melekat pada dinding dengan cara dari sebuah billboard. Meskipun tidak sepenuhnya digolongkan sebagai mural, media cetak skala besar sering disebut seperti itu. Mural periklanan secara tradisional dicat ke bangunan dan toko oleh tanda-penulis, kemudian sebagai skala besar poster billboard.

Pentingnya mural

Mural adalah penting dalam bahwa mereka membawa seni ke ranah publik. Karena ukuran, biaya, dan bekerja terlibat dalam menciptakan mural, muralists harus sering ditugaskan oleh sponsor. Seringkali pemerintah lokal atau bisnis, tapi banyak mural telah dibayar dengan dana dari patronase . Untuk seniman, karya mereka mendapat khalayak luas yang dinyatakan tidak mungkin menginjakkan kaki di sebuah galeri seni. Sebuah kota dengan manfaat keindahan sebuah karya seni.

Mural bisa menjadi alat yang relatif efektif emansipasi sosial atau mencapai tujuan politik. Mural kadang dibuat melawan hukum, atau telah ditugaskan oleh bar lokal dan coffeeshops. Seringkali, efek visual adalah godaan untuk menarik perhatian publik terhadap isu-isu sosial. Disponsori negara ekspresi seni publik, khususnya mural, sering digunakan oleh totaliter rezim sebagai alat pengendalian massa dan propaganda. Namun, meskipun karakter propagandis dari yang bekerja, sebagian dari mereka masih memiliki nilai artistik.

Mural dapat memiliki dampak yang dramatis apakah sadar atau tidak sadar pada sikap pejalan kaki oleh, ketika mereka ditambahkan ke daerah-daerah di mana orang tinggal dan bekerja. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa kehadiran besar, mural publik dapat menambahkan perbaikan estetika untuk kehidupan sehari-hari warga.
Mural terkenal di dunia dapat ditemukan di Meksiko , New York , Philadelphia, Belfast , Derry , Los Angeles , Nikaragua , Kuba dan di India . [1] Mereka telah berfungsi sebagai sarana penting komunikasi bagi anggota secara sosial, etnis dan ras dibagi masyarakat di masa konflik. Mereka juga terbukti menjadi alat yang efektif dalam membangun dialog dan karenanya pemecahan perpecahan dalam jangka panjang. Para India negara Kerala telah eksklusifmural . Ini lukisan mural Kerala berada di dinding Hindu candi . Mereka dapat tanggal dari abad ke-9 Masehi.

Para San Bartolo mural dari peradaban Maya di Guatemala , adalah contoh tertua dari seni di Mesoamerika dan tanggal pada 300 SM. Banyak kota-kota pedesaan telah mulai menggunakan mural untuk menciptakan tempat-tempat wisata dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan ekonomi.Colquitt, Georgia adalah salah satu kota tersebut. Colquitt dipilih menjadi tuan rumah Konferensi Mural 2010 Global. Kota ini memiliki lebih dari dua belas mural selesai, dan akan menjadi tuan rumah Konferensi bersama denganDothan, Alabama , dan Blakely, Georgia. Pada musim panas tahun 2010, Colquitt akan mulai bekerja pada Mural Ikon mereka.

MURAL TRADISIONAL

Banyak orang ingin mengekspresikan kepribadian mereka dengan komisioning seorang seniman untuk melukis mural di rumah mereka, ini bukan suatu kegiatan eksklusif bagi pemilik rumah-rumah besar. Seorang seniman mural hanya dibatasi oleh biaya dan oleh karena itu waktu yang dihabiskan di lukisan itu, mendikte tingkat detail, sebuah mural sederhana dapat ditambahkan ke terkecil dari dinding. Komisi pribadi bisa untuk ruang makan, kamar mandi, ruang keluarga atau, seperti yang sering terjadi-anak kamar tidur itu. Sebuah kamar anak dapat ditransformasikan ke dalam 'dunia fantasi' dari hutan atau trek balap , mendorong bermain imajinatif dan kesadaran seni.

Kecenderungan saat ini untuk dinding fitur telah meningkat komisi untuk muralists di Inggris. Sebuah tangan-dicat mural besar dapat dirancang pada tema tertentu, menggabungkan gambar pribadi dan unsur-unsur dan dapat diubah selama lukisan itu. Interaksi personal antara klien dan muralist sering merupakan pengalaman yang unik bagi seorang individu biasanya tidak terlibat dalam seni. Umum komisi mural di sekolah-sekolah, rumah sakit dan panti jompo dapat mencapai menyenangkan dan suasana menyambut di lembaga-lembaga peduli.

Pada 1980-an, lukisan dinding ilusi mengalami renaisans di rumah pribadi. Alasan untuk ini kebangunan rohani di desain interior bisa, dalam beberapa kasus dikaitkan dengan pengurangan ruang hidup bagi individu. Fitur arsitektur Faux serta pemandangan alam dan pemandangan yang dapat memiliki efek 'membuka diri' dinding. Daerah-daerah padat membangun perumahan juga dapat berkontribusi terhadap perasaan orang menjadi terputus dari alam dalam bentuk bebas. Sebuah komisi mural seperti ini mungkin suatu usaha oleh beberapa orang untuk membangun kembali keseimbangan dengan alam.

MURAL TILE

Panel ubin berlapis oleh Jorge Colaco (1922) menggambarkan sebuah episode dari pertempuran Aljubarrota (1385) antara Portugis dan Castilia tentara. Sebuah karya seni publik di Lisabon , Portugal. Tile lukisan mural ubin, yang meliputi dinding yang lengkap dan memberikan lukisan-seperti dinding kesan. Tile mural biasanya ditemukan di negara-negara di sekitar Laut Mediterania seperti Maroko , Tunisia dan negara-negara Arab, diPortugal dan Spanyol sebagian besar dalam bentuk yang sering monochrom-berwarna, Azulejo.

Para Azulejo (Portugis pengucapan: [ɐzuleʒu] , pengucapan Spanyol: [aθulexo] ) mengacu pada bentuk khas Portugis atau Spanyol dicat, timah berlapis ,keramik tilework . Mereka telah menjadi aspek khas budaya Portugis , memanifestasikan tanpa gangguan selama lima abad tren berturut-turut dalam seni. Azulejos dapat ditemukan di dalam dan di luar gereja , istana , rumah biasa dan bahkan stasiun kereta atau stasiun kereta bawah tanah . Mereka tidak hanya digunakan sebagai seni hias bentuk, tetapi juga memiliki kapasitas fungsional tertentu seperti mengontrol suhu di rumah. Banyak azulejos kronik aspek sejarah dan budaya utama dari sejarah Portugis.

Mural genteng kustom dicetak dapat diproduksi dengan menggunakan gambar digital untuk backsplashes dapur, menampilkan dinding, dan lantai. Foto digital dan karya seni dapat diubah ukurannya dan dicetak untuk mengakomodasi ukuran yang diinginkan untuk area yang akan dihias. Cetak ubin kustom menggunakan berbagai teknik termasuk dye sublimasi dan keramik-jenis toner laser. Teknik yang terakhir dapat menghasilkan memudar-tahan ubin kustom yang cocok untuk jangka panjang eksposur eksterior.

MURAL DAN POLITIK

Yang terkenal mural Meksiko gerakan di tahun 1930-an membawa keunggulan baru untuk mural sebagai alat sosial dan politik. Diego Rivera , Jose Orozco danDavid Siqueiros adalah seniman yang paling terkenal dari gerakan. Antara 1932 dan 1940, Rivera juga melukis mural di San Francisco , Detroit , dan New York City . Pada 1933 ia menyelesaikan serangkaian terkenal dua puluh tujuh panel lukisan berjudul Industri Detroit pada dinding bagian dalam pengadilan diDetroit Institute of Arts. Selama McCarthyisme tahun 1950-an, sebuah papan besar ditempatkan di halaman membela artistik kebaikan mural saat menyerang politik sebagai "menjijikkan."

Pada tahun 1948 Pemerintah Kolombia host IX Pan-Amerika Konferensi untuk menetapkan rencana Marshall untuk Amerika. Direktur OEA dan pemerintah Kolombia Guru menugaskan Santiago Martinez Delgado , untuk melukis mural di gedung kongres Kolombia untuk memperingati acara tersebut. Martinez memutuskan untuk membuatnya tentang Kongres Cúcuta , dan dicat Bolivar di depan Santander , membuat kesal kaum liberal, maka, karena pembunuhan Jorge Elieser Gaitan massa dari el Bogotazo mencoba membakar gedung DPR, namun Angkatan Darat Kolombia menghentikan mereka. Bertahun-tahun kemudian, pada 1980-an, dengan liberal yang bertanggung jawab atas kongres, mereka melewati sebuah resolusi untuk mengubah seluruh ruang di Ruang Elliptic 90 derajat untuk menempatkan mural utama di samping dan ditugaskanAlejandro Obregon untuk melukis mural non-partisan dalam yang surealis gaya.

Irlandia Utara berisi beberapa mural politik yang paling terkenal di dunia. Banyak mural melayani sebagai pengumuman layanan publik dari minat khusus, terutama untuk topik-topik politik seperti jenis kelamin, orientasi seksual, agama dan intoleransi. Hampir 2.000 mural telah didokumentasikan di Irlandia Utara sejak 1970-an. (Lihat mural Irlandia Utara .) Sebuah mural terkait tidak politis, tapi sosial mencakup dinding di sebuah bangunan tua, sekali penjara, di bagian atas tebing di Bardiyah, di Libya. Itu dicat dan ditandatangani oleh seniman pada April 1942, beberapa minggu sebelum kematiannya pada hari pertamaPertempuran El Alamein Pertama . Dikenal sebagai Mural Bardia , itu diciptakan oleh seniman Inggris, Swasta John Frederick Brill.

Pada tahun 1961 Jerman Timur mulai mendirikan dinding antara Timur danBerlin Barat , yang menjadi terkenal sebagai Tembok Berlin . Sementara di sisi lukisan Berlin Timur tidak diizinkan, seniman dicat di sisi barat Tembok dari 80-an sampai runtuhnya Tembok pada tahun 1989. Banyak diketahui, tetapi juga dikenal artis seperti Thierry Noir dan Keith Haringdi Dinding dicat, "Dunia terpanjang di kanvas ". Karya seni kadang sering dicat rinci lebih dalam hitungan jam atau hari. Di sisi Barat Tembok itu tidak dilindungi, sehingga semua orang bisa melukis di Dinding. Setelah jatuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 sisi Timur Tembok juga menjadi "kanvas" populer untuk banyak mural dan grafiti seniman.

Eksistensi Mural dan Perjalanan Nasionalisme Indonesia

Di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jogjakarta, Makassar, dan Bandung akan dengan mudah kita menjumpai mural di tembok, dinding rumah/gedung, atau sepanjang jalan-jalan besar. Banyak yang mencibir sebagai perilaku mengotori keindahan kota, sebagian lagi menuduh itu hanya pekerjaan seniman yang tidak punya panggung. Sangat sedikit diantara kita yang mau membuka mata dan pikiran, untuk menempatkan mural dalam konstruksi masyarakat modern, dimana bahasa komunikasi sangat beraneka ragam. Selama ini kita hanya mengenal mural sekedar sebagai aktivitas coret-coret dinding/tembok, ataupun yang paling tinggi memahami mural sebagai aktivitas berkesenian. Tetapi, sangat kurang menangkap peran mural sebagai media komunikasi, penyampaian pesan, dan penggugah semangat.

Sebagian besar dari kita sudah lupa bahwa mural selain sebagai bentuk tulisan yang memuat isian seni di dalamnya, juga punya peranan yang tidak sedikit dalam sejarah. Kendati sejarah selalu di tuliskan berdasarkan bait-bait yang di kehendaki oleh sang penguasa. Namun, beberapa tulisan telah menjadi sumber inspirasi, sumber penyatuan ide, dan menjadi saksi-saksi sejarah bagi generasi kemudian. Revolusi Perancis mencatat bagaimana mural-mural yang di buat oleh aktivis kiri, menjadi bahan propaganda yang menggema dalam revolusi Perancis May 1968. Revolusi Rusia yang termasyur itupun, di dalamnya dikenal peranan mural di dinding pabrik dan tembok istana raja untuk menyadarkan orang akan situasi Rusia dan apa yang harus dilakukan.

Dalam sejarah revolusi Indonesia pun kita mengenal kata-kata yang cukup popular diantara kaum pejuang, yakni “Merdeka atau Mati”, “Boeng Ayo Boeng” atau kata-kata “Revolusi Sampai Mati”. Namun sekarang merebaknya mural di berbagai kota, justru, menimbulkan pencitraan yang negatif oleh mayoritas diantara kita. Padahal, itu harus dimaknai sebuah ungkapan (baca;ekspresi) dari sebuah ide, walaupun ide-ide itu masih samar-samar. Di Jogjakarta paska gempa bumi, muncul mural dimana-mana, yang memberikan semangat dan motivasi bagi semua warga masyarakat untuk bangkit. Di Jakarta, problem perkotaan seperti kemiskinan, polusi udara, kemacetan, dan situasi nasional bisa tergambarkan oleh mural-mural yang menghiasi berbagai tembok dan dinding sepanjang jalan kota Jakarta.

Mural dan Revolusi Nasional

Dalam revolusi nasional mempertahankan kemerdekaan ada dua nama yang sangat terkenal, yakni Affandi dan Sudjoyono, dalam konteks pembebasan lewat seni rupa. Peranan mereka tidak dapat dikecilkan, mengingat beberapa karya, justru menjadi pesan yang mengobarkan semangat kaum muda melawan penjajahan. Affandi misalnya, lewat lukisan dan muralnya yang berjudul “Tiga Pengemis” telah menjadi alat yang efektif propaganda melawan Jepang, dan untuk menyadarkan kaum muda akan nasib bangsanya. Dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, lukisan dan muralnya yang menggambarkan seorang pemuda memekikkan kata “merdeka”, sanggup membangkitkan semangat kaum muda. Selain itu kata-kata “Boeng, ayo boeng” di massalkan oleh pelukis lain lewat coretan dinding (mural), sanggup memobilisasi kaum muda terlibat dalam lascar-laskar mempertahankan kemerdekaan. Lihat saja dalam dokumenter sejarah perjuangan bangsa kita, mural hadir dalam setiap front-front perlawanan di garis depan. Kereta-kereta api yang mengangkut pejuang, di penuhi dengan coretan-coretan yang membangkitkan nasionalisme, yang kemudian ditangkap oleh rakyat sebagai seruan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Tahun 1950-an, boleh dikatakan sebagai puncak kejayaan seni dan sastra pembebasan termasuk di dalamnya mural. Penolakan terhadap hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), dan kenyataan bahwa penjajah belanda tidak sepenuhnya enyah dari Indonesia termanifestasikan dalam seruan-seruan coretan dinding (mural). Kata-kata seperti “Ayo tuntaskan revolusi kita”, atau “Ganyang Imperialisme Inggris-Amerika” tidak sulit untuk di temui sepanjang dinding tembok pinggir jalan. Seni rupa memang tidak bisa di lepaskan dari kepentingan politik dan ideologis. Tinggal sekarang, sejauh mana sastra dan seni rupa mau mengabdi kepada mayoritas massa rakyat yang terhisap.

Eksistensi mural-mural ini sangat signifikan dalam masa-masa revolusi, karena telah menjadi bahasa pesan untuk menyampaikan seruan perjuangan. Kita tidak bisa menafikan bahwa menggemanya kata-kata “Merdeka atau Mati” dan “Boeng, ayo boeng” tidak bisa di lepaskan dari keberadaan mural sebagai alat propaganda di ruang publik. Selama revolusi fisik hingga detik-detik terakhir kejatuhan pemerintahan Soekarno, mural punya andil dalam menyatukan ide soal persatuan nasional, kemerdekaan sejati, dan tugas-tugas revolusi di masa depan. Namun, sebaliknya, naiknya rejim orde baru telah memberangus daya kritis, termasuk prinsip kesukarelaan semua suku bangsa dalam sebuah “nation”. Jika dijaman Soekarno, persatuan dan nasionalisme Indonesia terlahir/terwujud dari ide-ide, yang tentu saja senjatanya adalah tulisan (artikel, Koran, mural, lukisan, selebaran, dsb). Maka di bawah kekuasan Orde Baru, nasionalisme Indonesia dipaksakan dengan pendekatan militeristik, sehingga nasionalisme yang dihadirkan adalah nasionalisme yang berdarah-darah, penuh paksaan dan Chauvinis.

Menempatkan Mural dalam situasi Indonesia Kini

Pandangan merendahkan eksistensi mural adalah tindakan yang ahistoris dan tidak peka dengan perkembangan situasi. Di bawah gempuran budaya neoliberalisme (dimana salah satu unsurnya adalah Individualisme), maka keberadaan ruang-ruang publik terus digeser dan dihapuskan oleh derasnya modal dan ideologi individualisme. Di kota-kota besar sekarang, sangat susah menemukan ruang publik yang gratis (yang bisa diakses banyak orang) dan memberikan ruang yang leluasa bagi semua individu, tanpa memandang klas. Ruang-ruang publik di dominasi oleh selebriti, tokoh-tokoh politik, atlet-atlet terkenal, dan produk-produk komersil. Papan reklame yang menawarkan produk, dengan bahan propaganda selebriti cantik dan seksi menghiasi seluruh kota. Bersamaan dengan semua proses semua itu, ideologi nasionalisme kita juga semakin direduksi dan digantikan dengan ideologi individualisme dan komsumerisme barat. Pertanyaannya, mau dikemanakan ideologi pancasila kita? Dan siapa yang harus menjaganya?

Ideologi neoliberal telah menggerus jiwa dan semanggat ideologi nasionalisme kita. Dalam kondisi seperti ini, menurut Antonio Gramsci (seorang Marxis Italia) bahwa bentuk hegemoni harus dilawan dengan counter hegemoni. Sehingga dalam memaknai kebangkitan mural di berbagai kota besar di Indonesia saat ini, harus di letakkan dalam pengertian sebagai berikut: (1) ruang aktualisasi diri (ber-eksistensi), merupakan gerakan kultural untuk melawan dan merebut kembali ruang-ruang publik yang saat ini dikuasai pasar. Dinding tembok, trotoar, dan halte merupakan ruang publik (Public Space) yang selalu disaksikan oleh banyak orang. (2). Munculnya mural-mural politis dan ideologis merupakan senjata ampuh merebut dan membentuk kembali ide nasionalisme kita yang telah lama di biaskan. Papan reklame yang menawarkan komoditi, pornografi (industri seksual), dan konsumerisme harus di counter dengan propaganda alternatif salah satunya adalah mural. (3). Mural-mural itu penting untuk membangkitkan kembali ingatan kolektif massa akan sejarah nasional bangsa ini. Di Cuba tahun 1970-an, ketika semangat revolusi semakin surut dikalangan kaum muda maka pemerintahan Revolusioner Castro menghidupkan kembali sosok Che Guevara dalam berbagai bentuk termasuk mural-mural.

Sekarang saatnya kembali mengangkat mural dalam konteks perjuangan nasional, mengembalikan kepribadian bangsa Indonesia yang dikenal dengan semangat gotong royong, anti imperialisme, dan anti eksploitasi. Tidak seharusnya mural hanya di tempatkan sebagai media penghilang stress karena macet dan lain sebagainya. Cukup Sudah Jadi Bangsa kuli, bangkit jadi Bangsa mandiri.

Popo, pelukis mural pengkritik sosial

Ryan Riyadi adalah salah-satu seniman jalanan, atau street artist, yang karya-karyanya banyak menghiasi berbagai tembok di ruang publik di Jakarta yang sebagian berisi kritik sosial.

Selama sekitar dua belas tahun menjadikan tembok sebagai medium artistiknya, pria kelahiran 1980 ini lebih dikenal melalui karakter gambar hasil rekaannya yaitu The Popo. Berbeda dengan pelukis grafiti kebanyakan yang sekedar memanfaatkan tembok kosong, peraih penghargaan The Best Mural Artist pada Tembok Bomber Award 2010 ini mengaku memiliki konsep dan tujuan dalam setiap berkarya.

"Awal mula saya interest (tertarik) untuk menggambar di satu tempat, itu adalah cerita," kata Ryan Ryadi, dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, pada minggu ketiga Mei 2013 lalu.

"Saya hunting bukan tembok kosong dulu," kata Ryan, yang juga dosen komunikasi visual di almamaternya, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jakarta. Dia juga mengaku tidak terlalu memusingkan apakah karya muralnya itu bakal menyedot perhatian orang banyak atau tidak.

"Intinya, saya menceritakan history (sejarah) yang ada di sekitar tembok itu," katanya menjelaskan filosofinya dalam berkarya. "Jadi, tembok dan lingkungan itu ada korelasinya."

Dengan kata lain, lanjutnya, "nggak sekedarngomongin mural, tapi ngomongin ruang itu sendiri". Ryan lantas menceritakan pengalaman estetikanya saat melukis mural di kawasan Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, sekian tahun silam.

Di sebuah siang, ketika mengendarai sepeda motor melewati jalan raya tersebut, anak bungsu dari tiga bersaudara ini menyaksikan beberapa pohon ditebang untuk kepentingan pembangunan jalan layang (fly over).

"Setiap hari lewat jalan itu, otomatis saya kepanasan dong, karena pohon-pohon itu sudah nggak ada lagi," ungkapnya membuka cerita. Pengalaman langsung bersentuhan dengan realitas seperti inilah, menurut Ryan, banyak melatari karya-karya grafitinya dalam dua belas tahun terakhir.

"(Secara) Spontan, saya siapkan cat warna merah. Saya (lantas) menulis: 'Demi fly over, pohon game over' dan ada kepala karakter si Popo sebagai teks saya, sebagai tanda saya, sebagai seniman," jelas Ryan, yang pernah ikut dipercaya tampil dalam pameran mural dan instalasi di Singapura ini.

"Yang penting saya ngerasain dulu apa yang ada di ruang itu," katanya, menjelaskan lebih lanjut.

Bukan sosok Robin Hood

Lukisan mural Ryan yang menyoroti pembangunan jalan layang di atas Jalan Prapanca itu, kemudian menyedot perhatian masyarakat. Sejumlah media nasional kemudian memberitakannya. Kebetulan, ketika itu, sebagian warga yang tinggal di kawasan tersebut serta pegiat lingkungan juga melayangkan protes. Pria yang sejak kecil tertarik dunia melukis ini masih ingat ketika karyanya itu "dibahas" panjang-lebar di situs sosial Twitter.

"Oh, ternyata banyak yang merasa diwakilkan (aspirasinya melalui gambar mural itu)," kata Ryan. Namun demikian, sambungnya cepat-cepat, dia sama-sekali tidak berpretensi untuk menjadi pahlawan dalam polemik pembangunan jalan layang tersebut.

"Posisi saya nggak seperti Robin Hood, yang tiba-tiba saya (menjadi) heroik untuk membikin suatu karya," katanya dengan nada tegas. Ryan juga menandaskan, bahwa dalam setiap berkarya, dia tidak pernah mengatasnamakan apa yang disebutnya sebagai "aspirasi rakyat".

"Kalau ada yang merasakan terwakilkan, ya, itu efek," katanya pendek.

Mengapa kritik sosial

Dari semua karya mural Ryan di berbagai tembok di jalanan Ibu kota, sebagian besar diantaranya memuat kritik sosial.

"Karena paling dekat," kata Ryan, saat saya menanyakan apa motivasinya memuat kritik sosial dalam karya-karya muralnya.

"Saya nggak akan ngomong kehidupan yang jauh-jauh". Menurutnya, kehidupan sosial merupakan realitas yang paling dekat dengan dirinya. "Minimal baru saja saya lewatin," tambahnya. Dengan berpijak pada realitas sosial di sekelilingnya, membuatnya "tidak perlu meraba-raba" dalam melahirkan karya seninya. Lalu, apakah Anda bertujuan mengubah keadaan melalui mural yang berisi kritik sosial itu? Tanya saya lagi.

"Itu kayak semacam diary visual," jawabnya. "Sama saja sih seperti kita di tengah macet, terus kita nge-tweet". Dia lantas mencontohkan karya muralnya 'Janganpucet lihat Jakarta macet' di tembok tol TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang menyoroti persoalan kemacetan di Jakarta.

"Terus ada orang yang bertanya: 'tujuannya apa (membuat mural soal macet), biar (Jakarta) nggak macet? Nggak!" Dengan kata lain, menurutnya, pembuatan mural yang bermuatan kritik sosial tidak bertujuan untuk mengubah keadaan.

"Mengeluarkan, intinya," katanya, singkat. "Motivasinya ya cuma ingin mengeluh, atau ingin menyampaikan sesuatu. Sama seperti buku diary."

Apa itu The Popo?

Popo merupakan karakter gambar yang selalu menyertai karya-karya mural Ryan Riyadi. "Kalau seniman lain ada tanda tangan (di dalam karyanya), kalau saya si karakter Popo. Jadi saya 'nggak perlu tanda tangan," kata Ryan, menggambarkan 'kedekatannya' dengan karakter Popo. Bentuk fisik Popo merupakan manifestasi tubuh manusia, dengan mata melotot, tanpa hidung dan (sering tanpa) rambut, kepala lonjong, serta cenderung tanpa jari-jemari.

Secara sekilas karakter Popo mirip dengan karakter tokoh kartun Patrick dalam film seri kartun Spoonge Bob di layar kaca. "Itu kebetulan saja," kata Ryan, ketika saya menanyakan kemiripan sosok Popo dengan tokoh kartun tersebut. "Memang karakter mata belok (melotot), terus bentuknya lonjong-lonjong, itu gampang dihafal," jelasnya, lebih lanjut.

"Anak kecil untuk menggambar (karakter) Spoonge Bob dan Patrick, itu lebih gampang untuk menggambar Patrick". "Karena," imbuhnya, "untuk me-maintenance garis-garis visual itu lebih gampang Patrick. Tinggal bulat-bulat lonjong". Pada akhirnya, sosok karakter ciptaannya, yaitu Popo, lebih banyak dikenal masyarakat ketimbang sosok pribadi Ryan sendiri.

Itulah sebabnya, orang-orang yang mengenal karyanya lebih sering memanggilnya dengan sebutan "Popo". Tetapi, betulkah nama Popo itu singkatan dari 'positif progresif'?

Ryan membenarkan. "Itu kayak doa kecil. Satu langkah kebaikan. Semoga karya gua satu langkah lebih baik dari sebelumnya."

Tidak mau difoto

Beberapa kali BBC Indonesia meminta agar Ryan mengirimkan foto dirinya untuk kebutuhan ilustrasi tulisan ini, tetapi secara halus dia tidak pernah menuruti permintaan ini. "Sebenarnya bukan saya mau anonim ya," terang Ryan, tentang keenganannya menyertakan foto dirinya untuk kebutuhan pemberitaan. Namun demikian, dia akhirnya mengaku, kebiasaan ini tidak terlepas dari strateginya untuk mengenalkan karakter Popo ke masyarakat.

"Saya ingin ngenalin Popo ini," aku pengagum pelukis mural terkenal asal Inggris, Banksy, yang dikenal misterius dan jarang menampilkan sosoknya di depan umum ini
Itulah sebabnya, masih menurut pengakuannya, dia sering menolak permintaan wartawan untuk memotret dirinya. Hal ini rupanya berlaku pula buat BBC Indonesia, walaupun Ryan mempersilakan memuat foto dirinya jika saya menemukan potretnya di situs sosial miliknya.

Mengabadikan karyanya

Walaupun demikian, Ryan termasuk rajin memotret karya-karya muralnya, setelah dia menyelesaikannya. Hal ini dia lakukan secara sadar karena karya seninya bakal dihapus oleh Satuan Polisi Pamong Praja, karena dianggap mengotori sarana dan prasarana umum. "(Saya) Selalu (memotretnya). Jadi saya sadar ini nggak akan lama. Jadi saya foto langsung," akunya, agak tergelak.

Menurutnya, aksi menggambar mural lalu disusul aksi menghapus mural tersebut merupakan sesuatu yang lumrah bagi dirinya. "Ya, akhirnya kuat-kuatan saja. Saya yang gambar atau mereka yang menghapus. Lebih kuat mana," imbuhnya, kali ini dengan tertawa. Itulah sebabnya, saat ini sangat sulit menjumpai karya Ryan di tembok-tembok di ruang publik di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Hampir semua (sudah dihapus), kecuali yang di hidden spot (tempat tersembunyi). Hidden spot itu biasanya di rumah-rumah kosong, gudang, di daerah pedesaan, atau di luar kota yang memang jauh". Tentu saja, tidak setiap saat Ryan taat untuk memotret hasil karya muralnya. "Saya sempat beberapa kali kecolongan 'nggak foto karya saya, tapi saya cari di internet, banyak orang yang mengabadikannya. Kayak citizen journalism. Jadi mereka foto karya saya. Jadi mereka mewakili mendokumentasikan karya saya. Saya tinggal save as (menyimpan) saja," katanya agak terkekeh.

Unsur jenaka

Jika diperhatikan secara teliti, karya-karya mural Ryan Riyadi sangat kental dengan unsur jenaka, selain bernada satir dan kritikan. Menurutnya, unsur jenaka mewarnai sebagian karyanya tidak terlepas dari pengaruh mendiang ayahnya. "Karena gen keluarga dan almarhum ayah saya, memang selalu bercanda untuk membicarakan apapun," ungkapnya, dengan nada bergetar.

Ayahanda Ryan Riyadi meninggal dunia pada awal Mei 2013 lalu akibat sakit. "Almarhum pernah mengatakan: masalah seberat apapun, kalau disampaikan secara humor, secara ringan, itu akan masuk, itu akan diterima," katanya, menjelaskan. "Jadi ini sudah gen ayah saya yang masuk ke saya. Sudah ada mengalir ke saya," katanya lagi. "Untuk menceritakan segala sesuatu seberat apapun, mesti dengan humor. Humor harus tetap ada". Namun demikian, akunya, "kalau saya suka menuliskan sesuatu yang satir".

Siapa yang menginspirasi?

Semenjak awal Ryan mempunyai keinginan dan selalu termotivasi untuk meneruskan kuliah seni rupa, namun tidak terlaksana karena masalah biaya. Belakangan, pria yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat ini, akhirnya melakukan eksplorasi di dunia seni rupa secara mandiri. Hal ini juga yang melatari pilihannya untuk menekuni seni mural.

Di lingkungan tempat tinggalnya di Bekasi, dia pertama kali tertarik seni grafiti ketika masih di bangku sekolah menengah. Saat itu, dia sering menyaksikan sejumlah mahasiswa -- yang menjadi tetangganya -- menggambar mural pada tembok-tembok rumahnya. "Saya kemudian tertarik," katanya, mengenang. Aktivitas seni mural yang semula terbatas di tembok rumah sendiri, di dalam kampung, akhirnya berkembang di tembok-tembok di luar tempat tinggalnya.

Merambah Singapura

Selain menggambar di ruang publik, Popo juga menumpahkan hasrat seninya ke berbagai media seperti kayu, kanvas, maupun media media unik lainnya, seperti instalasi atau digital printing. Dia juga beberapa kali berkolaborasi dengan berbagai seniman mancanegara lainnya, termasuk ketika menggelar pameran bersama di Singapura, sebanyak dua kali beberapa tahun silam. Di Singapura, salah-satu karya mural yang dikerjakannya bersama seniman dari komunitas Ruang Rupa (Ruru) adalah mural yang "ngomogin tentang Singapura" setinggi 60 meter kali 7 meter.

"Selama 10 hari tinggal di sana, saya mempelajari kehidupan (masyarakat Singapura) dan saya bikin mural di sana. Misalnya, saya nulis, 'one nation under CCTV'. Karena di Singapura, banyakbanget CCTV-nya," ungkapnya. Di Singapura, tetapi dalam pameran yang berbeda, Ryan Riyadi juga diundang untuk menghasilkan karya seni mural, yang sampai sekarang tidak dihapus oleh pemilik galerinya. "Karena pemilik galeri dan pemilik heritage suka," katanya. Mural itu menggambarkan sosok Popo dengan tulisan 'Twitter I'm following You'. Di pameran itu, Ryan juga membuat mural dengan tulisan 'seni tidak selalu tinggi' dengan gambar sosok Spiderman dalam posisi terbalik.

Membagikan bantal

Di akhir wawancara, saya menanyakan kepada Ryan Riyadi apa keinginannya yang selama ini belum terlaksana. Dengan nada bersemangat, Ryan berkata: "Saya ingin (membuat) bantal dan saya bagikan kepada orang-orang". "Orang mampu boleh memiliki, orang susah juga boleh memiliki. Tapi saya utamakan orang yang tidur di jalan". Di atas bantal itu, Ryan bercita-cita menuliskan sebuah kalimat "masa depan berawal dari mimpi".

Melalui pesan itu, dia ingin mengatakan kepada semua orang: "Kamu tidur saja, kamu mimpi saja. Setelah semua selesai, kamu akan beraktivitas, dan mewujudkan semuanya". "Penginnya itu aja sih. Mau nge-bagiin bantal dan mau ngingetin kita harus tetap semangat," katanya. "Saya pengin bikin saya teman-teman di jalan, yang tidur di jalan, di trotoar, di halte, agar mereka tetap merasakan empuknya bantal dan sekalian dibikin semangat," tambah Ryan, sekaligus menutup wawancara sore itu.

Beberapa karya mural "The Popo"












karya the popo "Tuhan memberikan surga-Nya lebih dulu di dunia kepada saya yaitu anak-anak saya."

Demikian artikel mengenai mengaplikasikan desain ke dalam media tembok dalam bentuk mural. Semoga artikel yang saya buat ini dapat memberikan pengetahuan lebih lagi kepada kalian mengenai mural.

Sekian dan terima kasih...


REFERENSI :
http://dinsnusantara.blogspot.com/2013/10/mural-definisi-dan-perkembangannya.html
http://sejarah.kompasiana.com/2014/04/12/sejarah-seni-lukis-lukisan-dinding-mural-647043.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mural
http://666-bomberindonesia.blogspot.com/2012/02/mural_26.html
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/06/130618_tokoh_ryanriyadi_popo_pelukismural
http://catatansiman.blogspot.com/2013/11/eksistensi-mural-dan-perjalanan.html

Minggu, 19 Oktober 2014

Mengaplikasikan desain ke dalam bentuk bumper animasi

Di dalam sebuah animasi terbagi menjadi 5 jenis, diantaranya adalah Motion Graphic Animation (termasuk Bumper), Character Animation, Visulization, Visual Effect (efek-efek khusus yang tidak dapat diciptakan oleh kamera atau saat pengambilan gambar atau shooting), dan Interactive Animation ( terbagi menjadi dua yaitu interactive multimedia contohnya VCD tutorial, yang digunakan pada multimedia interaktif atau VCD/DVD, dan Game.

Animasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “anima” yang berarti memberi kehidupan, sedangkan digital bisa diartikan komputer atau alat elektronik canggih. Jadi, animasi digital bisa diartikan “memberikan sifat-sifat pada benda agar berkesan hidup dengan menggunakan komputer dan alat-alat canggih lainnya”. Tugas seorang animator adalah memberikan ilusi bahwa benda-benda yang dianimasikannya adalah benda yang hidup. Cara menghidupkan benda-benda yang semula mati atau tidak bergerak tersebut dengan cara menggerakannya satu per satu atau frame by frame (Madcoms, 2006 :1). Animasi dapat diartikan pula sebagai proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Singkatnya peragaan grafik atau file yang data-datanya mampu menghasilkan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang bergerak. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari tempat yang satu ke tempat yang lain, perubahaan warna, atau perubahan bentuk. Bentuk dasar dari animasi adalah animasi frame per frame. Animasi frame per frame menuntut banyak gambar yang harus dibuat.

Efek animasi diciptakan dengan mengganti gambar yang satu dengan gambar yang lain selama beberapa waktu. Contoh animasi frame per frame dapat dilihat pada Help Samples Flower. Semua gambar yang bergerak dihasilkan dari gambar yang berbeda-beda tiap framenya. Karena animasi frame per frame harus memiliki gambar yang unik tiap framenya maka animasi frame per frame sangat ideal untuk membuat animasi yang kompleks yang terdiri dari banyak perubahaan seperti ekspresi wajah. Kelemahan dari animasi frame per frame adalah membutuhkan banyak waktu untuk membuat setiap gambar dan menghasilkan file yang besar ukurannya.

Di dalam pembuatan animasi terdapat sebuah program yang dapat membantu kita dalam pembuatan proses animasi, program tersebuat adalah 3DS Max.Aplikasi 3DS Max adalah aplikasi yang sangat populer dalam urusan grafis dan animasi 3D untuk berbagai keperluan special efek, game, tv commercial, flying logo, bumper, multimedia dan sebagainya.

Banyak orang menganggap dan berpikir bahwa 3DS itu adalah sesuatu yang sulit, rumit bahkan mustahil untuk dipelajari dan dikuasai.Ini disebabkan banyaknya langkah-langkah yang harus dilalui untuk membuat animasi 3D. Juga aplikasi program pembuat 3D seperti 3DS Max, memiliki banyak tombol-tombol yang bila sepintas dilihat sangatlah rumit dan memusingkan.

Namun dengan belajar melalui video belajar 3DS Max, maka semua kesulitan itu menjadi mudah dan menyenangkan. Video belajar 3DS Max ini hadir untuk menunjukkan kepada anda bahwa memuat suatu animasi 3D tidaklah serumit yang dibayangkan. Video ini akan membantu anda dalam waktu yang sangat cepat untuk menguasai aplikasi 3DS Max – Teknik Animasi dan Special Effects.

Pengertian Bumper

Bumper adalah animasi pendek yang berada pada akhir sebuah program, sebelum masuk kesebuah iklan, atau bagian awal pada sebuah program saat pergantian dari iklan menuju program, dan terdiri atas tiga macam antara lain:


  1. Bumper atau potongan dalam bagian dan berdurasi 5-10 detik, yang biasanya ditampilkan sebelum atau sesudah break show.
  2. Opening bumper atau bagian pembuka acara dan berdurasi 25-30 detik, bumper ini biasanya ditampilkan pada awal acara. 
  3. Promotion bumper sesuai dengan namanya bumper ini dikemas dalam bentuk promosi acara dan ditayangkan pada jam dan acara yang telah di tentukan, dan berdurasi 10-15 detik.

Bumper ini sering digunakan untuk memasuki atau keluar dari sebuah slot iklan. Peranan bumper ini sangat penting untuk memandu penonton sebagai benang merah atau pengikat dari perpindahan stasiun televisi yang disebabkan oleh adanya flipping, yaitu pindah chanel dari stasiun televisi satu ke stasiun televisi lainnya dengan menggunakan remote tv, sehingga penonton tidak kehilangan orientasi pada waktu menonton (Primadi Tabrani (1996:25).

Bumper adalah animasi pendek yang berada pada akhir sebuah program, sebelum masuk kesebuah iklan, atau bagian awal pada sebuah program saat pergantian dari iklan menuju program”. Bumper juga dapat mempengaruhi sensasi persepsi manusia dan juga mampu mempersuasi penonton sama halnya dengan kekuatan iklan televisi. Konsep stasiun televisi tidak lepas mempunyai pola program yang hampir sama dengan radio, dimana menampilkan susunan lagu. Hanya perbedaan dari segi visual saja yang membedakan secara mendasar. Untuk membedakan antar lagu atau iklan dengan lagu maka 18 dibutuhkan pembatas (jeda) agar pendengar dapat mengetahui perbatasan atau akhir dari sebuah lagu atau iklan, dan juga untukmengingatkan stasiun televisi atau radio yang sedang didengarkan atau dilihat.

Pemunculan bumper dilakukan secara berulang dan periodik Pada umumnya bumper ini hanya muncul dalam hitungan detik antara 3-10 detik. Istilah bumper ini sangat relatif dalam penggunaannya, karena dibeberapa broadcast seperti radio, istilahnya lebih dikenal smash(Melanie Goux (2003:153) dalam bukunya yang berjudul “ On Screen in time : Transitions in motion graphic design for television and new media.

Bumper In dan Out
Menurut Melanie Goux (2003:153) dalam bukunya yang berjudul “ On Screen in time : Transitions in motion graphic design for television and new mediam, Bumper in and out adalah " Biasanya berdurasi 5-7 detik sebagai penutup segmen atau pembuka setelah jeda iklan ". Bumper adalah animasi pendek yang berada pada akhir sebuah program, sebelum masuk ke sebuah iklan atau bagian awal pada sebuah program saat pergantian dari iklan menuju program.

Cara membuat bumper animasi dengan aplikasi 3DS Max

Kali ini saya akan menunjukkan tentang cara membuat bumper animasi dengan program 3DS Max. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


  • Pada menu Create > Geometry > Shape > Text,lalu drag di viewport untuk membuat objek teks.


  • Di parameter Text tersebut, ubah tulisannya menjadi CGRAFIS (contoh) dan atur font-nya sesuai selera (saya menggunakan font Corbel Bold), dan atur nilai size sesuai kebutuhan.

  • Tambahkan modifier Bevel pada teks tersebut, dan di parameternya, pada level 1 atur nilaiHeight=10. Aktifkan ceklis level 2 lalu atur nilai Height=1 dan Outline=-1.


  • Sekarang kita akan memecah objek. Supaya cepat, gunakan script Fracture Vronoi. Buka script tersebut menggunakan menu Script > Run Script. Di jendela Fracture Vronoi, tekan tombol Pick Object lalu pilih objek teks. Atur jumlah pecahan pada nilai Nb Part (saya mengaturnya 30), dan tekan tombol Break in 30 untuk mulai memecah objek menjadi pecahan kecil.


  • Dan objek teks pun akan terpotong-potong menjadi 30 bagian kecil seperti gambar dibawah.


  • Waktunya ke bagian animasi. Seleksi semua objek, lalu geser Timeslider ke frame 20. Aktifkan nilai Set Key, lalu tekan tombol dengan ikon Kunci sehingga muncul keyframe baru di frame 20 ini.


  • Geser Timeslider ke frame 60, lalu di viewport Left, geser semua objek kira-kira 500-550 unit ke kanan. Tekan tombol kunci sehingga muncul keyframe di frame 60 ini.


  • Masih di frame 60 dan tombol Set Key masih dalam keadaan aktif. Di viewport Front, geser salah satu bagian teks ke mana saja, asal bergeser dari posisi asal.


  • Menggunakan Select and Rotate Tool, putar-putar objek tersebut beberapa kali secara sembarang, kemudian tekan tombol Kunci.


  • Geser kembali objek lainnya, putar secara sembarang dan tekan tombol Kunci.


  • Lakukan langkah ini ke semua objek, sehingga semuanya mempunyai posisi yang berbeda dan dengan putaran yang acak-acakan.


  • Coba tekan tombol play. Jika berhasil, objek teks akan pecah kebagian depan secara bersamaan mulai pada frame 20 sampai frame 60. Agar  objek teks pecah secara berangsur-angsur, kita bisa menggunakan Dope Sheet pada menu Graph Editor > Track ViewDope Sheet.


  • Di jendela Dope Sheet yang muncul, anda akan melihat grafik semua keyframe pada objek seperti ini. Sekarang, seleksi semua keyframe, kecuali dua buah keyframe paling atas.


  • Geser keyframe yang terseleksi tersebut, satu frame ke kanan seperti gambar dibawah.


  • Nonaktifkan seleksi pada dua keyframe kedua dari atas seperti gambar dibawah, lalu geser keyframe yang terseleksi satu frame kekanan.


  • Lakukan langkah-langkah di atas, sehingga semua keyframe posisinya seperti gambar dibawah. Kalau sudah, tutup jendela Dope Sheet.


  • Lalu coba tekan tombol play untuk memainkan animasi.


  • Sebelum dirender, tambahkan material hitam mengkilat ke semua objek, dan tambahkan cahaya. Dan agar background menjadi putih saat dirender, atur warna Background Color menjadi putih pada jendela Environment and Effects.


  • Tekan tombol F10, dan render animasi anda.

Berikut ini akan saya tunjukkan hasil karya saya dalam membuat bumper animasi yang sederhana.



Demikian penjelasan saya mengenai pengaplikasian desain ke dalam bentuk bumper animasi beserta langkah-langkah dalam membuat bumper animasi yang sederhana. Semoga artikel ini dapat berguna bagi kalian yang baru belajar dalam membuat sebuah bumper animasi.

Sekian dan terima kasih...