Kotak Penelusuran

Rabu, 15 Oktober 2014

Mengaplikasikan desain ke dalam video/film dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.

Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth. Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar. Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. 

Hal ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda.Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya. Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD, telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut memengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar mereka.

Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.

Bentuk dokumenter lainnya

Film kompilasi

Film kompilasi dicetuskan pada tahun 1927 oleh Esfir Shub dengan film berjudul The Fall of the Romanov Dynasty. Contoh-contoh berikutnya termasuk Point of Order (1964) yang disutradarai oleh Emile de Antonio mengenai pesan-pesan McCarthy dan The Atomic Cafe yang disusun dari footage-footage yang dibuat oleh pemerintah AS mengenai keamanan radiasi nuklir (misalnya, memberitahukan pada pasukan di suatu lokasi bahwa mereka tetap aman dari radiasi selama mereka menutup mata dan mulut mereka). Hampir mirip dengannya adalah dokumenter The Last Cigarette yang memadukan testimoni dari para eksekutif perusahaan-perusahaan tembakau di depan sidang parlemen Amerika Serikat yang mengkampanyekan keuntungan-keuntungan merokok.

Walaupun film dokumenter berbeda dengan film fiksi, namun tetap dibutuhkan sebuah tahapan yang terstruktur dalam proses pembuatannya. Hal ini penting untuk menjadi panduan bagi semua crew yang terkait dalam pemrosesan film dokumenter kita.  Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pra produksi:

A. Menentukan ide
Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi mulailah kita untuk bepfikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.Setelah ide ditemukan, langkah selanjutnya adalah mengorganisir ide tersebut. salah satu cara dalam menemukan mengorganisir ide yang tepat dalam pembuatan film dokumenter menurut kami adalah menggunakan metode mind mapping atau peta pikiran.
Mind Mapping adalah sebuah cara mencatat dengan memanfaatkan bagaimana otak bekerja. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Menurut Buzan, otak bekerja dengan gambar dan asosiasi, dan cara mencatat Mind Mapping juga mengandalkan gambar dan asosiasi tersebut. Untuk membuat mind map tidak sulit. Yang kalian butuhkan adalah:
  • Kertas putih bersih. Disarankan menggunakan kertas yang cukup lebar kira-kira ukuran A4. Jangan gunakan kertas bergaris karena akan mengganggu gambar yang kita buat.
  • Pensil, spidol warna-warni
  • Kreativitas dan imajinasi kita
 Berikut contoh langkah sederhananya:
  • Tulis judul atau ide di tengah-tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk memudahkan mengingat judul tersebut.
  • Buat cabang utama sebagai pengembangan yang terkait ide kita tadi.
  • Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan gunakan warna berbeda.
  • Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin sedikit semakin baik. Kita mencatat bukan untuk menghafal melainkan untuk memahami dengan bahasa kita sendiri.
  • Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal yang saling berhubungan.
  • Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman menurut kita. Tidak ada aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab kita-lah sang seniman. 
  • Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, kita bisa menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut. 
Setelah menggambarkan mind mapping kita, maka kita sudah memiliki elemen-elemen penting yang sangat diperlukan sebagai pedoman untuk memasuki tahap produksi berikutnya. Namun sebelum dilanjutkan, coba luangkan waktu lagi untuk merumuskannya dalam satu paragraf pendek yang bisa merangkum semua informasi utama yang akan menjadi pedoman kita dalam membuat film dokumenter. Usahakan paragraf itu tidak lebih dari dua atau setidaknya tiga kalimat pendek saja. Semakin pendek paragraf tersebut memperlihatkan semakin fokusnya kita melihat persoalan yang akan kita angkat dalam film dokumenter tersebut. Kalau hal tersebut sudah kita lakukan, maka kita sudah memiliki apa yang sering disebut film statement atau hipotesa kerja anda dalam melakukan penelusuran di tahap riset yang lebih mendalam, maupun di tahap pengumpulan gambar dan suara yang utamanya dilakukan pada tahap shooting nanti. 
Berikut contoh dari sebuah film statement dari sebuah film karyaFajar Nugroho berjudul Jogja Need A Hero:
“Sebuah kota yang tengah bersiap menghadapi
bencana dan kepanikan masyarakat Yogya. Kepada
siapa mereka meminta pertolongan? Siapa yang akan
datang menjadi pahlawan? Bagaimana jika badai tak
jadi datang?”

B. Membuat Treatment atau Outline
Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita rekaan tentang film yang kita buat. Script juga suatu gambar kerja keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih terarah. Ada beberapa fungsi script, antara lain: 
  • Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kita dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif.
  • Kedua, script penting untuk kerja kameramen karena dengan membacascript kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen.
  • Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film.
  • Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan scriptkita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber. 
Treatment disusun berdasarkan hasil riset awal kita (baik langsung maupun tak langsung) dan berdasarkan rumusan ide kita dalam bentuk film statement yang diuraikan secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana rangkaian cerita atau peristiwa nantinya di garap. Dalam penyusunan treatment yang terpenting adalah kekuatan dari kemerdekaan pikiran untuk berimjinasi. Bayangkan dalam pikiran anda konsep visual apa yang mau ditawarkan pada penonton, bayangkan diri kita menjadi seorang subjek (pemeran) dan bayangkan juga sebagai pengamat subjek.

C. Membuat Shooting List dan Shooting Schdule
Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat. jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar yang tidak bermanfaat untuk film kita. Berikut contoh sederhana darishooting list:
  • Shot 1 : Establish Shot pengunjuk rasa
  • Shot 2 : Medium Shot satu kelompok pengunjuk rasa
  • Shot 3 : Close Up beberapa sepanduk
  • Shot 4 : Medium Close Up beberapa pengunjuk rasa
  • Shot 5 : Close Up wawancara koordinator lapangan
  • Shot 6 : Medium Shot pengunjuk rasa
Sedangkan shooting schedule adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan dalam pembuatan film. 

 D. Editing Script
Biasa orang menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan tiga hal adalah menbuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas. 
Ada beberapa fungsi script :
  • script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. 
  • script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen. 
  • script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. 
  • script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan sebagai narasumber. 
E. Logging Gambar
Logging gambar ini maksudnya, membuat daftar gambar dari kaset hasil shooting dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset berapa gambar itu ada. Terakhir ini merupakan tugas filmmaker yang membutuhkan kesabaran karena membuat editing script ini kita harus mempreview kembali hasil rekaman kita tadi ditelevisi supaya dapat melihat hasil gambar yang kita ambil tadi dengan jelas. Dengan begitu kita akan mebuat sebuah gabungan dari Outline atau cerita rekaan menjadi sebuah kenyataan yang dapat menjadi petunjuk bagi editor.
  • Membuat shooting list 
Dengan membuat tersebut, tentu kamu tak perlu membuang pita kaset yang tak bermanfaat bagi filmmu. Karena kamu sudah memperkirakan apa saja sih gambar yang akan kamu butuhkan. Selain itu, penting juga untuk kamu membuat shooting schedule sehingga ketika kamu baru memulai, kamu enggak kebingungan. Karena shooting schedule mencatat jadwal shooting yang akan kamu lakukan dalam pembuatan film sehingga kamu menjadi lebih terarah.
  • Proses editing 
Tugas ini biasanya dilakukan saat pascaproduksi. Setidaknya, terdapat tiga langkah dalm mengedit, yaitu membuat transkip wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Langkah pertama itu mengharuskan kamu menuliskan beberapa catatan secara terperinci, seperti data narasumber atau yang lainnya. Dibuat sedetail mungkin karena tentu akan lebih memudahkan penonton dalam menerima informasi yang kamu berikan. Sedangkan membuat logging adalah membuat daftar gambar dari kaset hasil shooting dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset berapa gambar itu ada. Dan jangan lupa untuk mereview kembali hasil rekaman sebagai langkah akhir. Editing script membutuhkan kesbaran yang besar agar ketika kamu mereview di televisi, kamu bisa menghasilkan gambar secara jelas.
Bagaimana? Menurut kalian cara di atas, sulit atau tidak membuat film dokumenter? Apapun  jenis film yang akan kalian buat, jika kalian terus berlatih tentu karyamu semakin keren karena ada proses belajar di dalamnya.

Dalam membuat film dokumenter yang kita rekam harus berdasarakan fakta yang ada. Jadi film dokumenter adalah suata film yang mengandung fakta dan subjektivitas pembuatnya. Artinya apa yang kita rekam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya kita juga memasukkan pemikiran-pemikiran kita.  Jika anda seorang yang menggemari Dunia Film, tentu anda juga berambisi suatu saat akan mencoba untuk membuat sebuah video dokumentasi atau sebuah film dokumenter. ingin belajar membuat film yang bergenre dokumenter? Membuat film bisa jadi kegiatan yang sangat mengasyikkan. Karena, dengan membuat film kita bisa mengaplikasikan beragam ide yang kita miliki, dan tidak hanya itu, rasa puas pun akan muncul jika film yang kita buat mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat luas.

Bagi kalian yang saat ini ingin membuat film dokumenter, namun bingung untuk memulainya, berikut adalah beberapa tips singkat cara membuat film dokumenter. 
  • Sediakan Peralatan yang dibutuhkan (terutama Video Camera, bisa berupa Handycam ataupun Camera Video model Lainnya yang dapat merekam Gerak dan mengambil objek gambar bergerak.
  • Tentukan Tema Video yang ingin anda buat dan pastinya sesuaikan Tema Video yang akan anda buat dengan Lokasi pengambilan Video.
  • Fokus Pada Objek Rekaman. Saat mulai melakukan perekaman, usahakan posisi tangan dalam keadaan kokoh. Kamera yang bergoyang sangat mempengaruhi rekaman video. Agar kamera tak bergoyang, gunakan bantuan penyangga seperti tripod atau monopod.Walau begitu, Anda tetap harus berlatih memegang kamera dengan stabil, karena Anda tidak bisa mengandalkan tripod terus-menerus. Bayangkan bila Anda harus menentengnya dari satu tempat ke tempat lain. Boleh saja memakai tripod, tapi hanya untuk merekam obyek yang tak bergerak dalam jangka waktu lama.
  • Mengontrol Posisi Gambar. Apabila obyek yang Anda bidik terlalu jauh dari posisi Anda, usahakan untuk memakai fasilitas zooming. Meski fasilitas pembesaran tersebut sangat mudah digunakan, fokus obyek harus tetap terjaga.
Frame. Mulailah mengatur komposisi antar obyek bidikan, sehingga berada dalam satu frame yang baik dan sesuai. Sebuah klip yang akan Anda rekam bisa mempunyai komposisi yang baik apabila menggunakan teknik dasar komposisi. Pertama, komposisi balance, yaitu dengan membayangkan garis horizontal dan vertikal. Pertemuan garis tersebut adalah titik yang tepat untuk obyek bidikan. Namun, Anda juga bisa menggunakan komposisi yang tak lumrah untuk menghasilkan efek-efek tertentu. Perhatikan masalah overscan yang biasanya memotong sinyal video dan mengaburkan obyek bidikan. Aturlah ruang kosong di atas frame ketika merekam obyek .
  • Kontinuitas. Saat merekam, sebaiknya kalian memikirkan jalan cerita video tersebut, sehingga klip memungkinkan dipotong saat editing. Usahakan merekam satu obyek dari beragam angle atau sudut pandang. Kalian bisa menggabungkan rekaman video close-up, rekaman pendek, dan wide-angle. Yang penting, pastikan antara satu frame dengan frame berikutnya memiliki keterkaitan. Misalnya saja, ketika kalian merekam di area terbuka, maka pastikan pencahayaan diatur sama.
  • Background - Foreground. Sangat penting untuk menempatkan obyek bidikan berada dalam posisi yang nyaman dilihat di dalam sebuah frame. Pastikan foreground dan background tidak saling membuat pandangan bias. Bidiklah obyek tertentu dengan latar belakang yang kosong. Apabila background berupa suasana di pusat perbelanjaan, maka penonton tak lagi fokus di obyek utama tersebut. Hindari juga memakai background yang intrusif. Misalnya menempatkan obyek di depan pohon, sehingga kelihatan pohon tersebut tumbuh di kepalanya. Prinsip serupa bisa diterapkan untuk foreground. Pastikan tak ada orang yang melintas di depan kamera saat kalian sedang membidik obyek tertentu.
  • Plan the Pan. Cobalah gunakan teknik pan, yaitu merekam obyek yang bergerak pada bidang horizontal. Kalian bisa memakai teknik tersebut untuk dua keperluan. Pertama, merekam area obyek yang luas ke dalam satu frame. Misalnya saja Anda ingin merekam pemandangan indah di gunung atau arsitektur bangunan. Kedua, ketika kalian ingin merekam obyek yang bergerak pada jalur tertentu, misalnya balap F1, balapan kuda, atau orang yang berlari. Yang penting, pastikan gerakan obyek tertangkap dengan jelas berikut gerakan yang akan direkam terakhir. Untuk merekam gambar bergerak, sebaiknya gunakan bantuan tripod agar gambar tak goyang.
  • Efek Khusus. Pada kamera video modern, biasanya telah tersedia efek video built-in di dalam menunya. Sebelum kalian memakai efek tersebut, pikirkan kembali apabila video akan kalian edit kembali. Bila ya, maka tak perlu untuk memakai efek-efek yang tersedia di kamera, karena efek tersebut tak bisa dinormalkan kembali saat kalian mengedit video tersebut. Kalian bisa menambahkan efek melalui program video editing. Kecuali, Anda memang ingin memutar film langsung di TV, maka  kalian bisa memakai efek-efek film bawaan kamera video.
  • Pengaturan Cahaya. Pencahaayan merupakan salah satu faktor yang penting ketika merekam video. Tapi cahaya yang terlalu banyak akan membuat obyek terlihat putih menyerupai hantu. Sebaliknya kurang cahaya bisa pula membuat obyek tidak terlihat. Untungnya, kebanyakan kamera video kini telah menyertakan setelan pencahayaan otomatis. Namun demikian, saat merekam di luar ruangan sebaiknya posisi Anda membelakangi cahaya matahari.
  • Suara dan Visi. Setelah teknik video kalian kuasai, perhatikan juga masalah audio. Film yang baik sebaiknya memang memiliki perpaduan gambar dan suara yang seimbang. Kamera video biasanya menyertakan mikrofon built-in untuk merekam suara. Namun demikian, biasanya mikrofon tersebut juga merekam suara yang berada di sekitar obyek bidikan, seperti suara bising, angin, dan nafas si kameraman.
  • Persiapan. Sebelum merekam, pastikan kamera dan peranti pendukung sudah dalam keadaan siap. Pastikan power baterai dalam keadaan penuh. Apabila kurang, charge baterai, hingga power-nya maksimal. Biasakan juga membuat checklist atau daftar alat yang harus Anda bawa ketika merekam. Ketika Anda bepergian jauh atau melakukan rekaman berjam-jam, usahakan.

Editing Film/Video

Kegiatan editing dalam produksi video adalah proses merangkai dan menyusun potongan-potongan adegan film, menambahkan efek, transisi, serta musik ataupun narasi agar menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan naskah. Potongan-potongan film tersebut diperoleh pada saat kegiatan pengambilan gambar berlangsung.

Apabila suatu adegan sedang diambil gambarnya, terkadang pemain bertindak diluar skenario, berupa salah ucapan, salah gerakan dan sebagainya. Sehingga sutradara harus berteriak “ Cut !” yang berarti adegan tersebut harus diulangi lagi. Dengan mengulangi adegan, bukan berarti adegan yang salah tadi dihapus dan ditimpa dengan adegan berikutnya. Untuk dapat membedakan antara pengambilan–pengambilan gambar, maka sebelum sutradara berteriak “Action !”, kameramen harus mengambil gambar clipboard XE “clipboard” untuk menandai/ memberi nama adegan yang akandiambil. Fungsi dari clipboard ini adalah mutlak untuk keperluan editing. Tanpa clipboard maka editor akan kesulitan untuk menyusun rangkaian-rangkaian adegan yang telah diambil. Disamping ini merupakan gambar clipboard yang umum dipakai pada saat produksi. Secara garis besar clipboard terbagi menjadi 3 kolom utama yang meliputi judul film, shoot (untuk menentukan shoot berapa yang akan diambil), dantake (untuk menentukan pengambilan yang keberapa dari shoot tersebut).

Alur Produksi Program Video
Secara garis besar alur pembuatan video/film adalah sebagai berikut, pertama gambar adegan diambil dari lokasi sebagai stock shotXE “stock shot” kemudian stock shootdicapture dari kamera ke PC dan kemudian diedit sesuai naskah skenario. Setelah proses editing selesai maka film siap ditonton.

Analog dan Digital
Pada bagian ini, akan dibahas kegiatan editing dengan sumber (source) berupa data yang yang disimpan dalam pita, baik analog ataupun digital.
Kamera perekam digital menghasilkan video dengan kualitas sangat tinggi dengan resolusi 500 baris, sedangkan kamera analog S-VHS menghasilkan gambar dengan resolusi 250 baris, 8 mm menghasilkan 350 baris, dan Hi-8 menghasilkan 400 baris. Kedua jenis kamera ini mempunyai sinyal analog untuk outputnya. Sedangkan kamera analog tidak mempunyai sinyal digital untuk outputnya. Berikut ini adalah bentuk port untuk analog dan digital.



Karena mempunyai sinyal digital, maka kamera perekam digital tentu saja menghasilkan sinyal digital yang dengan mudah dapat disalin ke komputer, diedit dan disalin kembali ke pita video digital baru tanpa mengalami penurunan kualitas. Sedangkan kamera analog mengkonversikannya (impor) ke digital seringkali mengalami penurunan kualitas. Bahkan juga kehilangan beberapa frame, sehingga apabila video diputar ulang akan menjadi gerakan yang patah-patah. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas gambar hasil capture apabila menggunakan sumber analog antara lain :
  • Jenis kabel yang digunakan.
  • Semakin mahal harganya (karena bahannya berkualitas tinggi) maka penurunan kualitas gambar akan semakin sedikit.
  • Panjang kabel.
  • Semakin pendek kabel yang dipakai maka penurunan kualitas akan semakin sedikit. 
  • Jenis Video Card yang dipakai untuk meng-capture video.

Beberapa produk kamera digital antara lain Mini-DV buatan Canon, Panasonic, dan Sony yang menggunakan cartridge video seukuran kotak korek api dapat menyimpan video dengan durasi 1 jam. Kamera perekam digital high-end dari Sony menyimpan video dalam format DV, yang disimpan pada kaset analog 8 mm, hingga dinamai dengan video digital 8 mm.

Perangkat Editing
Berikut ini adalah sistem standar yang harus dipenuhi untuk kebutuhan editing video digital.
  •  Komputer edit
Perangkat keras untuk keperluan editing:
  1. Prosessor yang berkinerja tinggi, minimal Pentium III 500 Mhz atau yang lebih cepat.
  2. RAM minimal 128 Mb, dianjurkan 384 sampai 768 Mb. 
  3. Hardisk UltraDMA/33 dengan ruang kosong paling tidak mencapai 10 GB (video digital membutuhkan 183 MB per menit video).
  4. Graphic Card minimal PCI berkinerja tinggi dengan RAM 8 Mb, dianjurkan AGP berkinerja sangat tinggi dengan RAM 64 Mb.
  5.  Monitor komputer minimal 15”.
  6. Sistem operasi Windows 98 SE, dianjurkan Windows 2000 atau Win Xp.
  7. Sound Card. 
  8. CD RW atau drive DVD-RAM.
  9. Video Card (untuk merekam video analog), bisa juga berupa VGA card ataupun TV card yang mempunyai kanal video Input.
  10. IEEE 1394 Card / Fire Wire (untuk merekam video digital).

  •  Software
Perangkat lunak untuk keperluan editing video, antara lain :
  1. Adobe Premiere 6.5 
  2. Pinacle Studio 7
  3. Ulead Video Studio 7
  4. Vegas video 4 
  5. MGI Video Wave II 
  6. Power Director 
  7. Windows Movie Maker 

Dasar Video dalam PC

PAL dan NTSC
Media video adalah media motion picture “motion picture” yang disertai dengan audio. Karena merupakan gambar yang bergerak maka media video terdiri dari banyak sekali frame yang berbeda yang merupakan satu kesatuan dari video itu sendiri. Dalam film dengan durasi 30 menit terdapat ribuan frame karena dalam satu detik secara normal terdapat 30 frame gambar. Bila dihitung maka 30 frame X 1800 detik = 54000 frame. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Hour : minutes : second : frame, yang merupakan durasi dari sebuah film ketika dimainkan. Satuan ini adalah satuan standar dari SMPTE atau Society of Motion Picture and Television Engineers.

Ada dua standar sinyal “standar sinyal” komposit yang digunakan, yaitu PAL (Phase Alternating Lite) dan NTSC (National Television Standart Commite). PAL digunakan oleh siaran televisi pada kawasan Eropa dan sebagian negara di Asia (termasuk Indonesia). Sedangkan NTSC digunakan oleh Amerika Serikat dan Jepang. Standar frame pada PAL adalah 25 fps (frame persecond), dan NTSC adalah 29,97 fps. Karena itu pesawat televisi yang di rumah apabila diseting ke PAL maka akan berkedip sebanyak 25 kali dalam satu detik.

Video dalam PC
Apabila kita melakukan kegiatan editing dengan menggunakan komputer maka sebelumnya kita harus mempelajari karakteristik video dalam komputer. Karakteristik itu meliputi jenis ekstensi file video, ukuran frame video “frame video” , jumlah frame per detik pada tiap file yang berbeda kompresor, serta driver codec kompresor yang digunakan untuk membuat file video.

Dalam Microsoft Windows, file video yang umum adalah mempunyai ekstensi Avi. Namun file video dengan ekstensi Avi masih terbagi menjadi banyak jenis sesuai dengan driver codec kompresornya, misalnya Microsoft Video, Microsoft DV, Intel Indeo(R), Cinepak Codec by Radius, Autodesk FLC Compressor, Microsoft MPEG-4 Video Codec V2, Microsoft RLE, M-JPG.

Selain ekstensi Avi juga terdapat ekstensi lain misalnya Mpg, Mpeg, dat (untuk VCD), Mov (untuk Quick Time, Macinthos), Wmv, M1v dan masih banyak lagi. Namun file – file dengan ekstensi seperti Mpg dan Mpeg dalam komputer digolongkan sebagai file movie, sedangkan Avi sebagai file video. Untuk lebih jelas dalam mempelajari karakteristik file – file tersebut perhatikan tabel berikut.


Jenis file tersebut berhubungan dengan kualitas gambar yang dimunculkan. Kualitas gambar DV Avi tentu berbeda jauh dengan format Mpeg untuk VCD. Perhatikan dua gambar di bawah ini :


Gambar 1 (DV Avi) mempunyai ukuran frame 720×576, gambar 2 (Mpeg) mempunyai ukuran frame 352×288, sedangkan gambar 3 adalah merupakan gambar 2 yang telah diperbesar hingga menyamai gambar 1, sehingga terlihat kasar. Seperti itulah kira–kira perbedaan kualitas gambar dari 2 jenis file yang berbeda.

Merekam video ke PC

Sistem Analog
Merekam (capture) video analog ke dalam PC tidak dapat dilakukan tanpa bantuan Card khusus. Ada 2  jenis card untuk kegiatan ini :
  • Card “Card” yang dirancang khusus untuk kegiatan editing video analog. Card seperti ini dinamakan video card, dengan ciri terdapat jalur input dan output baik untuk video ataupun audionya. Misalnya Pinacle DC 10, Miro Video DC 30, Matrox Marvel G400-TV. Ketiga card tersebut menggunakan algoritme codec (kompresor / dekompresor) M -JPEG untuk membuat file Avinya. User tidak diperkenankan memilih kompresor lain selain M-JPEG. Karena itu apabila jalur video outputnya dihubungkan dengan T¬¬V, pada TV akan keluar gambar sesuai dengan file Avi yang diaktifkan, dengan syarat file Avi tersebut menggunakan kompresor M -JPEG. Selain kompresor itu maka tidak akan muncul gambar apapun pada TV. 

  • Card yang tidak dirancang khusus untuk kegiatan editing video analog, namun dapat dimanfaatkan. Ciri utama card jenis ini adalah mempunyai jalur input video. Misalnya AGP Card atau TV Card yang mempunyai line input video analog. Bila menggunakan card ini, user bebas memilih dalam menentukan driver codec kompresornya. Selain itu, karena tidak mempunyai jalur audio, maka dibutuhkan sound card untuk dapat merekam audionya sekaligus.
Langkah dalam proses perekaman video analog”video analog” adalah sebagai berikut :
  • Pastikan seluruh peralatan dalam keadaan siap, baik itu sumber video (kamera atau VTR), PC dengan video card-nya, serta TV untuk preview.
  • Hubungkan seluruh peralatan secara sistematis dan benar.
  • Setelah PC menyala, pastikan software untuk merekam telah tersedia. Biasanya video card khusus juga menyertakan software yang diapakai untuk merekam video. Namun apabila software yang sesuai hardware tidak ada, dapat digunakan bantuan software lain. Misalnya Video Capture, Adobe Premiere, Windows Movie maker, atau Ulead Video Studio.
  • Setinglah jalur video input dengan benar, yaitu S – Video atau Composite. Apabila salah dalam setting ini, maka tidak akan keluar gambar pada layar capture.

Hal yang perlu dipertimbangkan bila merekam video analog ke dalam PC antara lain:
  • Prosessor tidak dapat mendigitalkan video analog yang direkam dengan cukup cepat.
  • Solusi : pilihlah prosessor berkinerja tinggi keluaran terbaru.
  • Hardisk tidak dapat berputar cukup cepat untuk dapat menulis data analog yang telah diubah ke data digital oleh prosessor.
  • Apabila hasil yang diinginkan adalah akan disimpan dalam format video CD, untuk menghemat kerja maka pilihlah video card yang dapat langsung menulis rekaman dalam format Mpeg.
  • Bila software memungkinkan user untuk dapat memilih compresor codecnya, maka pilihlah yang paling ringan untuk meringankan beban kerja prosessor. Atau dapat juga dengan cara mengurangi seting kualitas dalam codec.
  • Bila Card yang yang digunakan merekam tidak terdapat jalur audio inputnya, maka gunakan bantuan sound card. Pilihlah chanel audio IN atau Auxilary<!–[if supportFields]> XE “Auxilary” <![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>.
  • Jangan menggunakan kabel yang terlalu panjang untuk penghubung antara source (VTR ataupun kamera) dengan PC. Kabel yang terlalu panjang dapat menurunkan kualitas gambar.
  • Apabila hardisk menggunakan format FAT 32, jangan merekam dengan kapasitas melebihi ukuran 4 GB. Karena FAT 32 tidak dapat melakukan hal tersebut. Solusi : bila operasi sistem adalah Win 2000 maka ganti dengan format NTSF, atau dengan cara memotong– motong perekaman bila tetap menggunakan FAT 32.

Sistem Digital
Untuk merekam video digital “video digital” dari sumber digital tidak diperlukan video card khusus. Yang diperlukan hanyalah sebuah card dengan nama IEEE 1394 atau lebih dikenal dengan nama Fire Wire Card. Card ini hampir mirip dengan USB (Universal Serial Bus), perbedaanya hanyalah pada kecepatan transfer data yang dilakukan. Oleh karena itu ada beberapa kamera video digital yang menggunakan port USB sebagai penghubung antara kamera dan PC. Sekarang ini ada beberapa produk sound Card digital yang menyertakan port Fire Wire selain port untuk MIDI dan Joy Stick.

Bila menggunakan Card IEEE 1394 maka tidak perlu lagi adanya hubungan antar line video analog input–output, atau audio analog input–output. Karena data input sudah merupakan data digital, secara otomatis beban kerja prosessor menjadi lebih berkurang. Selain itu kelebihan sistem perekaman digital ini adalah user dapat mengendalikan semua kontrol device melalui software pada PC. Bila ingin memutar ulang, memainkan atau mulai merekam video pada kamera atau sumber digital lainnya maka user tidak perlu memencet tombol PLAY, REWIND, RECORD yang terdapat pada kamera tersebut, tetapi cukup hanya dengan sekali klik pada mouse maka komputer akan memberi perintah pada kamera untuk mengerjakan itu semua.

Beberapa video card analog yang menyertakan IEEE 1394 antara lain produk Pinacle System DV500, dan Pinacle Pro One RTDV. Card ini sangat fleksibel digunakan, karena bila source yang akan direkam buka video digital maka digunakan kanal analognya, demikian pula sebaliknya.


Contoh dibawah adalah bila dengan menggunakan video card dari Pinnacle sistem DV 500 yang mempunyai kanal untuk analog dan digital.


Kamera digital punya rangkaian elektronik sendiri dalam mengkompresi data video yang datang dari CCD (charge coupled device) sebelum ditulis ke tape digital. Dengan standart industri codec DV yang tidak menghilangkan data dengan mempertahankan kualitas yang lebih baik, akan menghasilkan gambar dengan kualitas sangat tinggi yang tidak pernah mengalami penurunan kualitas (seperti konversi dari analog ke digital lalu mengekspor kembali ke analog setelah diedit).

Beberapa SoftWare untuk Editing
  • Program Windows Movie Maker
Windows Movie Maker merupakan program Microsoft Windows XP yang digunakan untuk kegiatan editing video. Program tersebut secara default dapat dicari dalam menu Accessories pada Start menu.

Adapun langkahnya adalah :
  1. Buka aplikasi program ini.
  2. Setelah semua peralatan telah terhubung dengan benar, tekan tombol Record atau Ctrl + R agar komputer mulai merekam.
  3. Bila menggunakan video analog, setelah langkah di atas maka tekan tombol PLAY pada kamera atau VTR.
  4. Namun bila menggunakan video digital dan melakukan transfer dengan sistem digital maka begitu tombol record pada program ditekan secara otomatis kamera digital akan berputar memainkan kaset video dan komputer akan merekamnya.
  5. Tekan tombol STOP pada program bila telah selesai. Dan tombol STOP pada kamera analog.
  6. Simpan file yang telah direkam dengan ekstensi WMV, atau AVI pada tempat yang ditentukan.

  •    Program Ulead Video Studio 7

Kelebihan program Ulead Video Studio 7 adalah dapat menyimpan video yang direkam kedalam hardisk langsung dalam format Mpeg VCD, atau DVD. Dengan demikian user tidak perlu melakukan proses konversi file Avi ke Mpeg, dengan syarat pada saat merekam harus dilakukan dengan sistem digital.


Adapun langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Hubungkan seluruh peralatan dengan benar. Bila user menggunakan Windows XP dan sistem digital, begitu peralatan terhubung dan source digital dalam keadaan ON maka secara otomatis Windows akan memanggil program capturing video.
  2. Bila menggunakan sistem analog, setelah langkah nomer 1 diatas selanjutnya adalah buka aplikasi ini.
  3. Pilih Tab Capture.
  4. Pilih Format penyimpanan yang dikehendaki (PAL DV, NTSC DV, VCD, atau DVD).
  5. Tentukan di direktori mana file akan disimpan.
  6. Tekan tombol Capture Video untuk mulai perekaman. Bila menggunakan sistem digital maka secara otomatis kamera akan memutar kaset begitu tombol record di komputer ditekan 
  7. Bila menggunakan sistem analog, tekan tombol PLAY pada kamera atau sumber lainnya.
  8. Tekan tombol stop capture bila telah selesai.
  • Program Adobe Premiere 6.5 
Adobe Premiere adalah program yang populer untuk mengedit film berbasis PC. Premiere banyak digunakan oleh amatir maupun profesional untuk menghasilkan film dokumenter ataupun profesional. Premiere menyediakan berbagai macam efek-efek yang dapat disisipkan atau diaplikasikan pada clip-clip hasil pengimporan.




Program Premiere ringan dijalankan pada komputer standar serta tidak memerlukan peralatan yang super canggih. Berikut adalah spesifikasi kebutuhan perangkat komputer untuk editing film. 
Kebutuhan Minimum :
  • Prosesor Intel Pentium (100% kompatibel).
  • Sistem operasi Windows 95, 98, NT atau XP.
  • RAM 64MB.
  • Harddisk minimum 200MB.
  • CD-ROM Drive.
  • Monitor 14 “.
Kebutuhan yang dianjurkan :
  • Prosesor Intel Pentium 4 (100% kompatibel).
  • Sistem operasi Windows 98 SE, 2000, atau XP.
  • RAM 256MB.
  • VGA Card 4D 32MB.
  • Harddisk 40 GB (jika bisa lebih) untuk menyimpan clip sementara. Pilih harddisk cepat proses baca (rpm tinggi).
  • CD-RW Drive.
  • Monitor 17” (lebih baik lagi apabila NTSC monitor).
  • Sound Card dan speaker.
  • Analog Converter untuk menerima input signal analog dari kamera.
  • Card Acceleration, seperti Matrox dan Pinnacle yang digunakan untuk mempercepat proses render.

Cara mengedit video di program Adobe Premiere

Sebelum kita memulai mengedit video, ada baiknya bila kita sudah menyiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu yaitu:
  • Video mentahan yang akan diedit (MOV,MKV,AVI,MP4).
  • Gambar/foto yang akan digabung ke dalam video (JPEG,PNG).
  • Audio (MP3,WAV).
  • Durasi video yang ingin diedit.

Cara mengedit video menggunakan Adobe Premiere Pro CS4

Sebelum kita memulai sebuah perjalanan mengedit film menggunakan adobe premiere pro CS4, kalian bisa mengambil beberapa video yang akan kalian gunakan selama mengedit film. Terlebih dahulu kalian membuat script, yaitu sebuah daftar isi dari film yang akan kalian rencanakan secara berurutan. Setelah itu masukkan semua data film yang telah diambil dari berbagai sumber, dimasukkan menjadi satu kedalam harddisk komputer kalian. Letakkan semua file tersebut didalam satu folder selain disk C.Setelah semua perlengkapan siap, kita buka aplikasi Adobe Premiere Pro CS4.

Tampilan awal Adobe Premiere Pro CS4

Setelah kita melihat tampilan startup, kita akan di hadapkan dengan sebuah tampilan Project.

Tampilan New Project

Disini kita akan mengisikan nama project, lokasi dimana file project akan disimpan. Lalu kita klik tombol OKKita akan dihadapkan oleh pembuatan sequence(tempat pengeditan) dengan memilih beberapa profil.



Sebagai contoh kita akan memilih profil AVCHD 1080p 24, sedangkan untuk pengaturan frame size, frame rate, audio rate, audio track dan pixel aspect ratio dengan membuka tab General dan Tracks yang berada di samping tab sequence preset.



Setelah itu akan muncul halaman kerja untuk mengedit. Ada beberapa fungsi dari halaman kerja/layar project, yaiut:
  1. Preview file : berupa tampilan untuk melihat video atau audio yang telah kita import ke dalam layar kerja.
  2. Daftar file yang akan digunakan : berupa susunan dari video,audio dan gambar yang telah kita import.
  3. Tempat pemotongan film : digunakan untuk mengcutting video yang akan kita edit.
  4. Preview hasil : berupa tampilan untuk melihat preview hasil editan kita pada timeline.
  5. Efek, info file, browser file : untuk memasukkan efek ke dalam video yang akan kita edit.
  6. Tempat mengedit/Timeline : untuk menyusun video,audio dan gambar yang akan kita satukan menjadi sebuah film.
  7. Indikator suara : untuk mengkontol suara pada video yang kita edit di timeline.
  8. Alat untuk memotong, memanjangkan : berisi icon-icon yang digunakan untuk memotong atau memanjangkan durasi video yang diedit pada timeline.


Tampilan preview file

Membuka file browser dan menempatkan file-file video yang akan kita edit. Ada beberapa file yang di dukung, namun file yang paling baik bekerja adalah MPEG-2, MPEG-4, FLV, 3GP, MP4, WMV. Sedangkan file vob, mkv, dan DAT tidak bisa didukung dan jika di convert ke file apapun, hasilnya kurang memuaskan.

Tampilan pada timeline

Setelah itu kita menggeser file tersebut ke dalam sequence dan menempatkannya pada posisi waktu yang direncanakan/penyesuaian dengan rencana sebelumnya.

Tampilan layar preview
Namun terkadang file video yang kita masukkan mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil ; kurang lebar (3:4); atau jauh lebih lebar (16:9) dari layar preview yang sebelumnya kita rancang.



Kita bisa mengedit bagian dari sequence tersebut untuk mengubah posisi dan ukuran. Dengan cara menseleksi bagian yang akan diubah. Lalu memindahkan alat penunjuk pemutaran di atas bagian yag di seleksi. Lalu melakukan pengubahan ukuran sesuai tinggi dan tempat.

Tampilan effect contol

Di dalam effect controls kita bias menambahkan efek berupa chroma key, chroma colors, sepia. Kemudian ada opacity serta pengaturan efek volume.

Tampilan menu efek
Tampilan pada timeline
   




















Selain video effect kita bisa menambahkan transisi video, agar para penonton film yang kita buat bisa merasa nyaman dengan pergantian bagian-bagian dari film.

Cara penggunaannya cukup mudah, pilih salah satu efek. Lalu kita drag ke salah satu bagian dari sequence. Dapat diletakkan di depan, di belakang dan di antara 2
bagian yang menempel di atasnya atau di sampingnya.

Selain itu kita juga bisa menambahkan beberapa buah jenis judul untuk film kita.

Pembuatan judul film
  • Default Still: Title yang diam. Untuk meng-gerakkannya membu-tuhkan effects.
  • Default Roll: Title yang bergerak keatas.
  • Default Crawl: Title yang bergerak ke kiri.

Untuk menggunakan title-title tersebut ada beberapa cara. Default Still hanya membutuhkan satu layar penuh yang pas dengan layar preview, jika berlebihan akan terpotong. Default Roll membutuhkan teks yang ditulis ke bawah. Sebaiknya menaruh teks pertama pada bagian bawah layar preview,  tujuannya memberi jeda. Default Crawl membutuhkan teks yang ditulis ke kanan.



Setelah kita memilih jenis title yang digunakan. Mulai untuk mengatur dan memberi nama pada title dan Akan mencoba Default Still.

Tampilan untuk ngatur title

Pada kolom Title tools alat yang digunakan memindahkan teks adalah ikon yang bergambar pointer dan yang digunakan untuk menambah dan mengedit teks adalah yang ikon yang bergambar huruf T. Pada kolom title properties, bisa menambahkan efek bayangan dll. Pada kolom title, ada pengaturan jenis dan ukuran huruf, jarak, spasi, juga ditampilkan layar preview untuk memudahkan dalam meletakkan teks. Pada kolom title styles bisa digunakan untuk membuat teks mempunyai gaya tersendiri, bisa di edit pada title properties. Kamu juga bisa menambahkan gambar dengan menekan tombol kanan mouse, pilih insert picture. Untuk Default Roll, ada cara tersendiri. Dengan membuat teks yang anda tulis menjadi sangat panjang. Biasanya Default Roll ini digunakan saat akhir dari sebuah film.



Setelah anda melakukan pengeditan, title otomatis tersimpan setelah anda menutup jendela pengeditan. Title yang sudah dibuat akan langsung masuk dalam daftar file yang digunakan. Untuk menggunakannya geser masuk menuju bagian mana yang dikehendaki. Semua title bersifat transparan, jika ingin menampilkan title pada saat sebuah cuplikan berlangsung. Tempatkan title pada tempat yang lebih tinggi, yaitu diatas track video(bagian sequence) yang digunakan cuplikan. Semisal cuplikan ada di track video 1, maka title harus di letakkan di track video 2 tepat diatas cuplikan tersebut, jangan terbalik.


Semua title yang telah dibuat mempunyai durasi 5 detik. Untuk bisa menyamakan atau membuat title menjadi lebih lambat untuk Default Roll dan Default Crawl, cukup menseleksi sebuah title dan menariknya sampai bagian yang di inginkan, bisa melihat layar preview.

Mungkin lebih menarik kalau kita bisa memutar waktu sebuah klip video, semisal, video seorang yang asik makan di sebuah restoran. Dengan fitur clip speed/duration kita bisa membuat para pelanggan seolah-olah memuntahkan makanannya dan mengembalikannya pada restoran tersebut.

Pengaturan speed/duration
Cara menggunakan fitur clip speed/duration dengan mengubah jumlah durasi dalam jumlah millisecond. Semakin kecil nilai yang diberikan, akan membuat pemutaran semakin cepat. Sedangkan semakin banyak nilai yang diberikan, akan membuat pemutaran semakin lambat. Dengan Reverse Speed bisa membalik putar video.


Menyelesaikan Editing dengan Adobe Encoder.



Untuk menyelesaikan sebuah film di Adobe Premiere Pro CS4, File > Export > Media. Setelah itu akan terbuka Jendela Export Setting. Pada jendela ini kamu harus menentukan Format file, preset,Output file, dan setting audio dan video.


Untuk pegaturan ukuran Frame bisa disesuaikan dengan kebutuhan, Frame rate disesuaikan 24, dan bit rate disesuaikan dengan kebutuhan, kalau ingin video berkualitas tinggi yang berukuran kecil gunakan nilai ~0.5 - ~1 Mbps. Kalau untuk kebutuhan perfilman, disarankan diatas 1 Mbps, semakin besar file, semakin besar bit rate, dan tergantung dengan panjang video.



Setelah menekan tombol OK, akan muncul jendela aplikasi dari Adobe Media Encoder.

Tampilan Adobe Media Encoder

Apabila sudah terbuka Adobe Media Encoder, dengan menekan tombol start queue, jika setelah anda menekan terjadi kesalahan dan status sequence menjadi tombol tanda seru. Anda bisa menekan tombol duplicate dan memulai setting lagi. Terlebih mengurangi bit ratedan menyamakan dengan maximum bit rate.

Demikian cara-cara dalam mengedit video ke dalam program Adobe Premiere Pro CS4 sampai pada merender video menjadi sebuah film di program Adobe Media Encoder CS4.


Cara Membuat Opening Video


Cara membuat opening video melalui adobe premiere pro, langkah-langkahnya sebagai berikut :
  • Buka Program Adobe Premiere Pro CS.
  • Langsung saja ke pembuatan  opening sederhana.
  • Untuk memberikan tulisan judul pada opening, kalian bisa memakai title. Caranya klik Menu File, lalu Pilih New, lalu pilih Title (atau langsung klik CTRL + T pada keyboard).


  • Maka akan muncul kotak dialog New Title. Isikan saja “judul-mempersembahkan”seperti pada gambar berikut. Lalu klik OK.


  • Selanjutnya, setelah mengklik OK, akan keluar kotak dialog tempat mengedit Title seperti gambar berikut.


  • Buat tulisan nama produksi kalian dan tulisan mempersembahkan, misalnya  seperti gambar berikut.


  • Kalau sudah simpan title tersebut dengan cara klik CTRL + S pada keyboard. Lalu close kotak dialog tsb, maka secara otomatis title yang kalian buat akan terletak pada project window.
  • Lakukan dengan cara yang sama untuk membuat judul video misalkan seperti ini.


  • Kemudian, kalian drag kedua title tersebut ke kotak timeline seperti gambar berikut.


  • Untuk menambah sentuhan kreasi, kita bisa menambahkan efek transisi atau efek dalam video tersebut. Misalnya seperti gambar dibawah ini, kita tambahkan efek transisi cross dissolve pada bagian awal. Maka video akan tampak transparan ke gambar utuh secara halus.


  • Kemudian lakukan pada perpindahan ke title judul, kita coba pakai transisi cross zoom seperti gambar berikut.


  • Lalu, apabila kalian ingin menambahkan background gambar pada video tersebut, kalian dapat mengimport gambar dari harddisk kalian. Caranya dengan cara klik menu File, lalu pilih import.


  • Setelah keluar kotak dialog Import, pilih gambar yang akan kalian buat Background, lalu klik open. Maka gambar akan terletak pada project window.


  • Karena gambar tadi akan kita buat background, kedua title tadi kita geser ke video 2 pada Timeline karena gambar yang akan kita buat background itu nantinya akan kita letakkan pada timeline video 1 (seperti sistem layer pada photoshop).


  • Blok kedua title tersebut, lalu drag saja ke kolom video 2 seperti gambar berikut.


  • Kemudian drag gambar tadi ke Time line kolom video 1. 






  • Karena gambar backgroundnya tidak mencukupi lebar video, kita buat agar gambar tersebut dapat selebar video dan menutupi semua bagian dengan cara klik kanan gambar tersebut, lalu klik scale to frame size.





  • Sesuaikan panjang durasi gambar dengan panjang video title. Klik background, lalu pada pojok kanan, setelah muncul gambar panah kiri kanan kecil, seret ke kanan sesuai panjang video title yang berada diatasnya.




  • Kalau sudah, untuk mengakhiri opening ini sebaiknya title dan background diberi transisi halus dari gambar utuh ke gambar transparan dengan memberikan transisi cross dissolve pada keduanya.






  • Kalian juga dapat menambahkan audio agar video tidak membosankan. Namun sebaiknya nanti saja pada saat sudah menggabungkan antara opening, content, dan closing, barulah kita menambahkan audionya.
  • Jangan lupa menyimpan projek kita ini sahabat. Caranya klik Menu File, Pilih Save.
  • Apabila kalian ingin melihat hasil opening ini, kalian dapat merender video tersebut dengan cara Klik Menu File, lalu pilih Export, klik Movie.


  • Setelah muncul kotak dialog Export, beri nama video tersebut, Lalu klik save, tunggu sampai proses rendering selesai.
  • Setelah proses rendering selesai, kalian dapat melihat hasilnya dengan pemutar video di windows kalian.

Berikut ini akan saya tunjukkan beberapa hasil karya saya dalam membuat sebuah film dokumenter.

Acara Ketan Urab 8 oleh mahasiswa STDI di Cisarua



Video ulang tahun


    Mural batik bersama teman-teman dari STDI di Thamrin City



    Misa Alam - OMK Gathering ST.Robertus Bellarminus



    Iseng-iseng saat bikin tugas dari kampus



    Demikian penjelasan saya beserta langkah-langkah dalam mengaplikasikan desain ke dalam video/film dokumenter. Semoga artikel saya ini dapat berguna bagi kalian yang baru belajar dalam membuat film dokumenter.
    Sekian dan terima kasih...

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar